Kominfo Mengadakan Jumpa Pers Terkait Incest, Walikota Bukitinggi Tidak Hadir

Bukittinggi, Banuaminang.co.id Terkait viralnya kasus incest diberbagai media massa, baik online maupun cetak ataupun media nasional maupun lokal.

 

Hari Selasa (27/06) pihak Kominfo Bukittinggi mengadakan jumpa pers. Hal ini seperti undangan yang dilayangkan oleh Kominfo kepada insan pers. Acara ini digelar di rumah dinas Walikota Bukittinggi, seperti didalam undangan tersebut tertulis jam 20:30 wib.

 

Isi surat tersebut menyatakan dalam rangka menyikapi pemberitaan terkait kota Bukittinggi bebarapa waktu terakhir, maka pemko melalui dinas Kominfo, merasa perlu untuk menyelenggarakan kegiatan temu media (jumpa pers). Surat ini ditandatangani secara elektronik oleh kadis Kominfo yaitunya Drs. Erwin Umar M. Pd.

 

Dalam pantauan Banuaminang.co.id cukup banyak (hampir 50 orang jurnalis/red) mendatangi gedung putihnya warga Bukitinggi ini. Guna untuk menghadiri jumpa pers ataupun konferensi pers terkait kasus inses ini.

 

Sebelumnya diberbagai grub-grub WhatsApp, telah tayang sebuah video dari walikota Bukittinggi yaitunya Erman Syafar tentang klarifikasinya terkait kasus tersebut.

 

Erwin Umar menyatakan bahwa pertemuan jumpa pers malam ini hanyalah silaturahmi dengan media massa di Bukittinggi. Dan penyampaian permohonan maaf dari Wali Kota Bukittinggi, karena berhalangan hadir karena ada urusan dinas yang tidak bisa ditinggalkan yaitunya di Tiku. Ujar kadis Kominfo Bukitinggi. Selanjutnya klarifikasi dari wako seperti video yang telah beredar, tutupnya.

 

Video berdurasi 2 menit 58 detik yang diunggah pada hari Selasa (27/06, sebelum jumpa pers ini. Menyatakan :

 

“Awalnya saya mendapatkan informasi dari lembaga resmi yang memperoleh izin dari kementerian sosial. Bahwa ada warga Kita (warga kota Bukittinggi) yang sedang direhabilitasi ditempatnya”

 

Lalu saya berkunjung ke sana, dalam kunjungan itu (sebelumnya sudah disampaikan oleh pengelola) diduga ada perbuatan salah satu anak didalamnya itu yang melakukan hubungan dengan ibunya.

 

Lalu saya tanya langsung kepada anak. Sianak mengatakan hal yang sama.

Itu mengagetkan saya. Perbuatan ini harusnya tidak terjadi lagi ditengah masyarakat kami, itu sekitar 3 bulan yang lalu.

 

Lalu kemudian beberapa hari yang lalu, kami mengadakan kegiatan sosialisasi. Acaranya terbatas, undangannya hanya untuk 7 orang/kelurahan. Lalu juga dilaksanakan ditempat tertutup.

 

Setelah saya sampaikan, informasi-informasi penyimpangan seksual, karena temanya itu adalah Waspada Pernikahan Dibawah Usia. Saya sampaikan keadaan-keadaan dengan bentuk informasi yang sudah kami olah lebih general. (Begitu..)

 

Tidak menyebut nama, bahwa di Bukittinggi ini, kami mendapatkan informasi ada anak yang berhubungan dengan orang tuanya, lalu juga LGBT, lalu korban pelecehan seksual anak, lalu bahaya narkoba. Lalu saya sampaikan semua.

 

Lalu kemudian itu viral. Itu diluar sepengetahuan kami, dan kami tidak pernah meminta wartawan dari awal Kita mendapati perbuatan-perbuatan penyimpangan ini untuk diberitakan. (Menit 01:53 di video tersebut/red).

 

Lalu kenapa, kami selalu menyampaikan keadaan-keadaan sosial yang menghawatirkan ini, semata-mata karena hanya untuk kewaspadaan sosial ditengah masyarakat.

 

Jadi kami mengajak partisipasi dari rakyat untuk bersama-sama menanggulangi beberapa keadaan menyimpang yang di Bukittinggi sudah terjadi.

Foto insan pers yang menghadiri jumpa pers di rumah dinas Walikota

 

Saya beberapa waktu kemudian, sudah menghubungi pihak Polresta Bukitinggi untuk ditindaklanjuti secara hukum. Dan sampai saat ini, kasus ini sudah dalam penyelidikan. Belum ada keterangan dari Polresta Bukitinggi menyatakan ini hoax, ini bohong, belum pernah ada, sampai hari ini. Tadi pagi saya berjumpa dengan pihak Polresta Bukitinggi. Tutupnya mengakhiri video tersebut.

 

Pertanyaan dari insan pers:

 

1. Rudi Arnel dari Jamgadangnews.com menyarankan kepada Kominfo Bukittinggi, agar menghadirkan empat elemen dalam jumpa pers kasus inses ini, seperti Wali Kota Bukittinggi, IPWL Ganggam Solidaritas sebagai bagian awal informasi yang disampaikan Wako, Dinas Kesehatan, dan Psikiater, agar informasi yang berkembang tidak simpang siur, dan terang benderang diketahui oleh publik, ujarnya.

 

2. Permohonan penjelasan dari pihak Kapolresta Bukitinggi yang hadir saat itu (waktu jumpa pers/red).

 

3. Iing chaiang dari Banuaminang.co.id yang menyarankan kepada pihak Kominfo sebaiknya video tersebut (pernyataan walikota) tidak disebarluaskan ketengah masyarakat. Sebelum jumpa pers dengan jurnalis sebagaimana undangan yang disebarkan. Karena temanya adalah jumpa pers, terang redaksi Banuaminang.co.id ini.

 

Jawaban dari Kominfo berdasarkan urutan pertanyaan :

 

1. Terimakasih atas masukannya, dijawab oleh Kominfo.

 

2. Dijawab oleh Kasat Intelkam Polresta Bukittinggi, Kompol Heri Satriawan “bahwa segala informasi yang berkaitan dengan kasus inses tersebut silahkan ditanyakan ke bagian Humas Polresta Bukittinggi, kami tidak bisa menyampaikannya, karena sudah ada bidang masing-masing dalam bekerja, ungkapnya.

 

3. Terimakasih atas masukannya, dijawab oleh Kominfo.

 

(iing chaiang)

 

Referensi berita terkait :

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *