Tujuh Puisi Pilihan Karya Pulo Lasman Simanjuntak
PESAN DARI LELAKI BERLEMAK
lelaki baya berlemak ini
tiap pagi menyodorkan
berita ekonomi dan bisnis
dengan kurva gratis
dalam hamparan ladang minyak
makin mahalnya dapat bermimpi
bersetubuh dengan gandum
gas beracun
“biarkan mata uang dollar terus berperang dengan mata uang rubbel, tugasmu hanya menulis puisi bermata emas dan terus mempersiapkan perang nuklir supaya penyair bisa angkat senjata,” pesan lelaki baya berlemak ini sambil berbisik utang negara harus dibayar dengan jiwa dan raga
aku hanya terdiam
karena kehilangan pita suara
nyaris dua hari berenang
di padang tandus
sebab menyalin kemiskinan sama dengan membaca mantera bawah tanah
ataukah angan-angan yang terus berterbangan
sampai malam ini
ketakutan virus menusuk-nusuk puisiku
ingin bangkit lagi
dari benua orang mati
Jakarta, 20 Februari 2023
SANDIWARA AKHIR BULAN
ketakutan apa yang selalu menjelma
akhir bulan mencium kepahitan
menari-nari dengan tiang api ketegangan
sepanjang mendaki bukit-bukit tulang belulang
sudah kucatat dalam buku kehidupan
bercengkerama dengan pengendara siluman
oi, selalu saja kunyanyikan lagu sion nyaman
aku tetap berenang di atas ranjang
pikiran jiwa yang rawan kematian
Jakarta, Minggu 25 September 2022
OBAT KERAS
telah disuntik ribuan butir obat
keras-
pada tiang-tiang berhala
yang menyusup ke dalam tulang-tulang
tubuhnya
perempuan asing dari pulau terluar
terkapar bertahun-tahun di permukiman kumuh
terjerat pada mulut mabuk air keras
bahkan perzinahan jadi lukisan kanvas
paling najis ditiap tembok rumah tua
kini ia rajin bercumbu liar di rumah sakit
entah penyakit langka apa terjebak
dalam organ-organ tubuh rohani
berenang di kolam darah segar
laboratorium menanti untuk dikunjungi
sambil mengantar persungutannya
yang kian kurus
padahal hari ini ia sudah dinobatkan
tidak dapat menjalani kehidupan
yang bermartabat
ekonomi yang ekstrim
kemiskinan selalu datang
jelang hari persiapan yang suci
mungkin sampai maranatha
malaikat bersayap tak lagi datang
membawa persembahan uang
Jakarta, Kamis, 16 Februari 2023
AIRMATA TERAKHIR
airmata terakhir
mengalir diam-diam
sampai ke langit ketiga
setiap hari ketujuh tiba
di pintu rumah doa
dinyanyikan mazmur
paling mengerikan
o, angin malam
berhembus keras
mengetuk hati
putus asa
terkapar
tak berdaya
siapakah lagi
mau berbelas kasihan
kepada pesakitan
yang nyaris gila
esok kutunggu engkau
di pertigaan pelabuhan kusam
karena ini airmata terakhir
segeralah bunuh diri
untuk kemenangan abadi
Jakarta, Jumat, 17 Februari 2023
KARTU KREDIT
buah gelisah ini siap dipetik
dari pohon kehidupan tumbuh
di mesin anjungan tunai, resto siap saji
sampai menelan rakus kaki-kaki onderdil mobil
untuk belanja tanpa bunga bank
pagi dan petang
mengapa engkau tetap tenang
damai dalam layar zoom
sejak subuhhari
terus selidiki kitab suci
padahal aku sudah berpuasa lima sabat
satu hari untuk sepuluh hari berdoa
menahan lapar dan haus di padang gersang
anakku selalu saja menantang
apakah rumah sewa harus dibakar
sebab semua tamu asing akan menyerbu
dari negeri seberang lautan
berwajah hitam
aku hanya diam
membatu
sambil terus menyelesaikan puisi murahan
yang tak akan dibayar
sampai rabi datang
o, kutunggu saja
jawaban dari Tuhan
pekan mendatang
Jakarta, Minggu 29 Januari 2023
PETRA BUTA MENARI DALAM DUKA
petra buta tiba dengan ucapan selamat datang
dari pastor pendatang negeri seberang
bersama dua tongkat yang sudah matang
kusodorkan cawan lebur penderitaan
seperti pengemis salah beri uang
petra buta lalu mulai menari-nari
dalam duka mengerikan
sedalam sumur tua
di samping rumah
kehidupannya yang terus berkembangbiak
mulai dari benturan keras
di atas aspal jalanan
sampai terapi tubuh
yang tak lagi tumbuh
“mari kita tulis bahwa kelaparan ini karena korupsi yang makin membuat sajakku sunyi, ataukah virus pandemi tak mampu lagi menjalin kemesraan pewarta menggelepar di pinggir jalan,” pesanku kepada petra buta sambil menelan rakus penyakit diabetes melitusnya yang makin membuat
tubuhnya semakin kurus
“ini ujian iman, ini ujian iman,” jawabnya dengan suara basah mengalir dari kacamata hitamnya
petra buta lalu berdiam diri
mengusap masa lalu
tertulis dalam ijazah
dari negeri cina
“ayo, jual terus harta bendamu, rumah yang dibangun di atas batu, sepeda motor yang sering berseliweran dalam sajakmu, atau apa saja yang tersimpan dalam pikiranmu supaya mesin surga ini mau bekerja,” pesan petra buta menutup pintu hari perhentian
Jakarta, Sabtu, 27 Agustus 2022
INTERNET
lagu puji-pujian
belum kudendangkan
sosok ini muncul
di layar telepon seluler
wajahnya sungguh menakutkan
aliran-aliran darahnya
kemudian pecah
pada jaringan sunyi di udara
sampai tembus ke benua-benua
terluar
siap menagih
tumpukan mata uang
berbunga kematian
sambil terus berkomunikasi
lewat chat orang-orang kelaparan
seperti tak ada solusi
untuk membayar setiap
kegelisahan menahun
dalam diri ini
tiap dinihari
Jakarta, Senin, 16 Januari 2023
Catatan redaksi :
Semua puisi ini adalah karya Penyair dan Sastrawan Pulo Lasman Simanjuntak memulai karier dalam dunia tulis menulis (kesusasteraan) sejak tahun 1980-an. Karya puisi pertama berjudul IBUNDA dimuat di Harian Umum KOMPAS pada bulan Juli 1977. Setelah itu berturut-turut karya puisinya dimuat (dipublish) di 25 media cetak (koran, suratkabar, dan majalah), serta 82 media online, dan majalah digital di Indonesia dan Malaysia.
Karya puisinya juga telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal, dan saat ini tengah persiapan untuk penerbitan buku antologi puisi tunggal ke-8 diberi judul MEDITASI BATU. Selain itu juga puisinya terhimpun dalam 25 buku antologi puisi bersama para penyair seluruh Indonesia.
Saat ini sebagai Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP), anggota Sastra ASEAN, Dapur Sastra Jakarta (DSJ) Bengkel Deklamasi Jakarta (BDJ) Sastra Nusa Widhita (SNW) ,Pemuisi Nasional Malaysia, Sastra Sahabat Kita (Sabah, Malaysia), Komunitas Dari Negeri Poci (KDNP), Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), Kampung Seni Jakarta, Penikmat Seni Budaya, Storia Sastra, Bengkel Narasi, Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia, dan anggota Sastra Reboan. Bekerja sebagai wartawan dan rohaniawan, bermukim di Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
Diterima oleh redaksi Banuaminang.co.id hari Rabu (5/7/2023)