Persetan…itu terserah padamu Aku seorang Muzaki Pun seorang mustahik

Puisi dan Sastra2760 Dilihat

Persetan…itu terserah padamu

 

Aku seorang Muzaki

Pun seorang mustahik

 

Prolog

“Apakah anda ikhlas kembaliannya untuk BAZNAS ?.” Tanya kasir swalayan yang cantik, dengan senyuman ayunya melirikku.

 

Antrian pembeli dikasir ini, membuat dan mendesakku menjawab dengan ringkas “ya…!?.”

Padahal hidupku boleh dibilang miskin, dan nyaris fakir.

Dan entah berapa kali menyandang predikat Muzaki, padahal sejujurnya aku adalah sang mustahik.

_______________________________________

 

Edan…

Potretmu hiasi kantung beras

Berlabel lembaga negara non struktural

Apakah demi gengsi atau ambisi?

 

Kembali kubuka kitab suci

Yang lusuh jarang tersentuh

Tapi aku telah berjanji sepenuh hati

Kan menjaganya tetap utuh

 

Tentang Muzaki

Tentang mustahik

Tentang Amil

Dan tentang keppres

 

Aku terpana…

Akan maksud dan tujuannya

Bukankah kamu telah tenar

dengan potretmu nan hiasi perkantoran

Ataupun persimpangan jalan

Dan tempat strategis, dihiasi

Penerangan warna warni

Ataupun dimedia kerjasamamu

 

Aah…

Apakah itu kurang tenar

Apakah itu masih kurang populer

Atau…

Adakah rencanamu membuat patung

Agar kau tetap dikenang oleh

Pemujamu…

 

Aah…

Persetan…

Itu terserah padamu…

 

Aku disini masih mengeja

Dan mencari defenisi

Zakat, infak dan sedekah serta kurban

Apakah sama dengan bantuan sosial (?).

 

Karya : iing chaiang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *