Murid SDN 08 Nan Limo Mudiak, Nyanyikan Lagu Heroik Perjuangan Rimbo Panjang

Agam184 Dilihat

Palupuh, BanuaMinang.co.id Sebuah lagu perjuangan yang sempat viral dimasanya (perang agresi Belanda/red) di daerah front perjuangan Palupuh. Dimana lagu ini diciptakan oleh Agen Polisi Herman.

 

Lagu ini diberi judul “Rimbo Panjang” dan dibuat di Pos Ladang Ateh pada tanggal 13 Maret 1949. Lagu ini populer di kalangan para pejuang dan masyarakat.

 

Lagu Nasional perjuangan Rimbo Panjang ini, kembali menggema diacara yang digelar oleh panitia PHBN (Peringatan Hari Besar Nasional)  Kecamatan Palupuh, dalam menyambut acara 17 Agustus. Acara ini digelar hari ini, Jum’at 15 Agustus 2025 di tugu Perjuangan Palupuah yang lebih akrab dikenal dengan Tugu Mobrig atau Tugu Brimob.

 

Lagu ini dinyanyikan dengan penuh semangat oleh siswa siswi kelas 5 dan kelas 6 SDN 08 Nan Limo Mudiak, yang dipimpin oleh penyidik dan pengawas KUK Kecamatan Palupuah, Risna Nelly, SPd.

 

Meldawati, Spd selaku kepala sekolah SDN 08 mengarahkan siswa siswi kelas 5 dan 6 untuk hadir dan menyanyikan lagu yang penuh sejarah ini, sambil mengasah jiwa nasionalisme serta bentuk pelajaran diluar sekolah.

 

“Kita berharap agar para siswa bisa memahami arti nilai dari perjuangan dari pendiri bangsa dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan,” ungkap Meldawati.

 

Para siswa terlihat antusias menulis sejarah dari berdirinya tugu perjuangan front Palupuah, dimana hal ini juga merupakan tugas dari sekolah.

 

Lengkapnya lagu tersebut dalam bahasa Minang adalah sebagai berikut:

 

Rimbo Panjang

 

Sabalun tabik matohari

Kapatabanglah malayang-layang

Den sandang tomong den baok lari

pai manembak ka Rimbo Panjang

 

Tibo di tampek tujuan

Tomong malatuih ndak sagan-sagan

Badaram badabua jan disabuik

Itu karajo nan kami turuik

 

Reff:

Hari alah pulo luhua

Paruik alah pulo lapa

Dijapuik nasi ka Ladang Ateh

Tampek nasi topi waja, lado kutu

Ndak bagaram, indak tingga

 

Hari alah pulo patang

Paruik alah pulo kanyang

Disandang tomong dibao pulang

Barisuak parang kami ulang.

 

Bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia kira-kira artinya sebagai berikut:

 

Rimba Panjang

Sebelum terbit matahari

Kapal terbang melayang-layang

Saya pikul tomong saya bawa lari

Pergi menembak ke Rimba Panjang

 

Sampai di tempat tujuan

Tomong meletus tak segan-segan

Berderam berdentum jangan disebut

Itu pekerjaan yang kami ikut

 

Reff:

Hari sudah tengah hari

Perut sudah pula lapar

Dijemput nasi ke Ladang Atas

Tempat nasi topi waja, cabe rawit

tak bergaram, tidak tinggal

 

Hari sudah pula petang

Perut sudah pula kenyang

Disandang tomong dibawa pulang

Besok perang kami ulang.

 

Nyanyian ini menunjukkan bagaimana proses penjagaan benteng di Rimbo Panjang yang dilakukan sehari-hari. Gambaran tentang keadaan ransum makanan yang sangat sederhana sekali, nampaknya daun pisang pun sudah tak ada untuk pembungkus nasi. Jangankan ikan, garam pun tidak ada. Pengarang lagu ini A. P Herman, meninggal di Front Sitingkai dalam satu kontak senjata dengan patroli tentara Belanda dari Bukittinggi, namun lagu yang dikarang nya akan tetap abadi sebagai perlambangan dari heroiknya perjuangan rakyat Palupuh dalam menghadapi agresi Belanda ke II.

 

(iing chaiang)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *