LITURGI SENDOK DAN SENYAP

Puisi dan Sastra158 Dilihat

LITURGI SENDOK DAN SENYAP

by Bumiara

 

Ia turun ke lumpur

Seperti imam turun ke altar

Bawa sendok besar dan doa yang sudah dihafal kamera.

 

Lumpur disendok perlahan

Bukan dibersihkan melainkan untuk disakralkan

Agar bencana tampak khidmat

dan kegagalan terlihat manusiawi

 

Rakyat membayar mahal

upacara ini

Pajak sebagai dupa,

kesabaran sebagai sajadah

Dan luka sebagai persembahan yang tak pernah kembali bernama

 

Beras diangkat seperti kitab suci dadakan

Rendang diaduk agar empati tetap hangat di layar kaca

Sementara dapur kebijakan

dibiarkan dingin dan berdebu

 

Ia menyebutnya kerja senyap.

Senyap yang tak melahirkan jejak,

tak meninggalkan hitungan, tak bisa dimintai pertanggungjawaban.

 

Dalam senyap menua sebelum lahir

Janji membusuk tanpa bau dan kesalahan belajar berjalan tanpa bayangan

 

Pemimpin semacam ini

tidak memimpin arah

Ia menjaga suasana tak menyembuhkan luka

Hanya memastikan

luka itu tampak tenang

 

Dan ketika ritual usai

Sendok kembali ke etalase

Kamera pulang lebih dulu

Sementara negeri

tetap berlutut di hadapan masalah

yang tak pernah diajak bicara

 

News Feed