Asa, Rasa, dan Karsa

Puisi dan Sastra113 Dilihat

Asa, Rasa, dan Karsa

by: Bumiara

 

Biarlah kertas tetap buram

kusimpan dalam kenangan—

tatapan yang dulu hangat

kini tinggal bayang yang tak pulang.

 

Akan kusimpan rapi di lemari,

di antara surat yang tak pernah kukirim

dan janji yang tak sempat ditagih;

sebab beberapa cerita

memang hanya untuk dirasakan,

bukan untuk dimiliki.

 

Izinkan kuambil kertas baru,

bukan ingin melupakan,

tapi karena hati masih ingin percaya

bahwa cinta yang pernah patah sekali

tetap boleh berbunga lagi.

 

Kutoreh pelangi senja,

biar menemani malam yang panjang.

Walau tanganku bergetar,

aku tetap menulis;

sebab meski hatiku pernah dipatahkan,

aku tak ingin hidup

tanpa keberanian untuk mencinta.

 

Tak apa

jika nanti kertas baru pun kembali buram;

sebab setiap halaman yang kusimpan

adalah bagian dari perjalanan pulang—

menuju hati yang akhirnya tahu

bahwa kehilangan adalah salah satu cara

Tuhan menuntun kita

kepada cinta-Nya.