TANDA BACA PADA BAB LUKA
dan aku
yang terjerembab di terjal dinding hatimu. juga gamang dalam curam masalalu
sekilas saja kau berpaling.
aku terhunus tatapan yang meninggalkan ujung mata tepat di jantungku
entah mantra apa hendak kulafalkan pengobat luka
tanganku masih kau genggam ketika melangkah pada bab lain tanpa meninggalkan tanda baca sedikit pun
oh, aku lupa.
ada yang kulipat halaman sebelumnya. Ketika dialog senja di pintu malam
“aku akan selalu bersamamu”
sebuah kutipan pada paragraf lipatan masalalu. andai saja kita tidak pernah meniti senja itu
tentu aku tidak akan terhunus tatapanmu. tidak juga gamang dan terjerembab dalam cintamu.
Dapur Kopi | 2025
Puisi Sulthan Indra
Ilustrasi AI
Biodata: Sulthan Indra, pria kelahiran Lampung 1982. Saat ini berdomisili di Bukittinggi, ketua komunitas Sastra Rabuang Gadiang. Pernah berproses sebagai aktor dan sutradara di Teater Imam Bonjol Padang. Selain sebagai jurnalis juga sebagai juri FLS2N dan FLS3N di Sumbar. Beberapa karyanya terbit di media masa cetak dan online baik daerah maupun nasional. Dua buku antologi puisi tunggalnya terbitan (Prasasti Dara Minangkabau) 2017 dan (Sajak Bulan di Puncak Singgalang) 2018 pernah dilounching di Padang dan Bukittinggi.