Pembukaan Majelis Syuro ke XIV Pemuda Muslimin Indonesia Digelar di Bogor, Seruan Perjuangan Kemanusiaan untuk Sumatera

Bogor, Nasional300 Dilihat

Bogor Banuaminang.co.id — 8 Desember 2025. Majelis Syuro ke XIV Pemuda Muslimin Indonesia resmi dibuka di Green Forest Bogor pada Senin (08/12). Pembukaan kegiatan nasional lima tahunan ini disematkan secara resmi oleh Presiden Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam Indonesia (PSII), yang menandai dimulainya rangkaian sidang agenda strategis organisasi.

Acara pembukaan berlangsung khidmat dengan nuansa keprihatinan nasional atas bencana besar yang terjadi di Sumatera. Dalam sambutannya, Ketua Umum PB Pemuda Muslimin Indonesia H. Muhtadin Sabili menegaskan bahwa kongres tahun ini dilaksanakan dalam suasana duka yang mendalam.

“Bencana yang menimpa saudara-saudara kita di Sumatera bukan hanya menyisakan kerusakan infrastruktur, tetapi juga menyisakan luka batin dan kesengsaraan bagi masyarakat kelas bawah. Kongres ini bukan sekadar seremonial, ia adalah seruan moral untuk bergerak,” ujar Ketua Umum.

Ketua Umum Muhtadin Sabili menyerukan seluruh kader Pemuda Muslimin Indonesia di seluruh tanah air untuk turut membantu meringankan beban korban bencana dalam bentuk dukungan moril maupun materil. Ia juga menginstruksikan agar kader senantiasa memanjatkan doa dalam setiap kesempatan agar Allah SWT memberikan pertolongan kepada masyarakat yang sedang dilanda musibah.

Desakan Keras kepada Pemerintah

Dalam pidatonya, Ketum PB menyampaikan sikap tegas organisasi terhadap penanganan bencana:

>“Kita menuntut agar pemerintah bertindak lebih serius, lebih cepat, dan lebih tegas menangani bencana ini. Bencana ekologis bukan takdir belaka — ia adalah akibat dari kerakusan manusia.”

Ketua Umum meminta negara untuk:

•Menindak tegas para pelaku eksploitasi hutan ilegal yang selama ini dibiarkan lepas dari jerat hukum.

•Membatasi izin HPH yang menjadi pintu masuk deforestasi massif.

•Menggalakkan kembali program reboisasi nasional dengan pengawasan yang melibatkan masyarakat sipil.

Menurutnya, negara tidak boleh menyerah pada tekanan korporasi yang mengeruk kekayaan alam tanpa memperhitungkan keselamatan warga.

*Pernyataan Ideologis: Politik Perjuangan, Bukan Penonton Sejarah*

Pada bagian akhir sambutannya, Ketum menegaskan jati diri perjuangan Pemuda Muslimin Indonesia sebagai organisasi kader yang bergerak berdasarkan nilai-nilai teologi pembebasan dan ideologi kemanusiaan Islam.

“Kita bukan organisasi penonton sejarah. Kita adalah pelaku perubahan. Dakwah kita adalah kerja, sosial kita adalah pengorbanan, dan politik kita adalah pembebasan umat dari penindasan struktural.”

“Bila negara lalai melindungi rakyat, maka Pemuda Muslimin harus berdiri di garis depan — mengawal, mengkritik, dan memperjuangkan keadilan sebagai bagian dari pengabdian kepada Allah dan umat.”

Pernyataan tersebut disambut tepuk tangan peserta kongres yang datang dari berbagai provinsi di Indonesia.

Agenda Kongres

Majelis Syuro ke XIV dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, dengan agenda:

1. Evaluasi perjalanan organisasi lima tahun terakhir
2. Penetapan arah kebijakan organisasi 2025–2030
3. Penyusunan rekomendasi nasional terkait isu kepemudaan, kemiskinan, kebencanaan, dan pembangunan kebangsaan

Kongres juga akan membahas konsolidasi gerakan kaderisasi nasional dan penguatan struktur organisasi hingga tingkat daerah.

ABP