Memudarnya Permainan Tradisional di Minangkabau

Penulis: Muhammad Syahwa

Memudarnya Permainan Tradisional di Minangkabau

Penulis: Muhammad Syahwa

 

Dewasa ini, dunia sedang mengalami perkembangan teknologi yang sangat pesat. Apalagi di segi rekreasi yang biasa disebut gadget. Di dalam gadget terdapat banyak aplikasi media sosial dan juga game online. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak juga banyak menyelam ke game online. Hal ini menjadi sarana rekreasi praktis untuk mengisi waktu senggang. Kita bisa bermain dengan orang random, teman-teman, sanak saudara tanpa perlu untuk bertatap muka dan hanya lewat gadget. Tentu ini hal yang sangat menyenangkan dan efisien. Namun dibalik semua kesenangan itu banyak dampak negatif yang di dapatkan. Salah-satunya adalah pudarnya permainan tradisional.

 

Sebelum mengenal gadget, banyak permainan tradisional Minangkabau yang dimainkan anak-anak, Seperti simbalakon, jaksin, pacu bakiak, cakbur, cimancik, kuciang-kuciang, congklak, lompek tali, badie balantak dll. Hal ini tentu sangat asik dan menyehatkan karena permainan ini sebagai ganti olahraga. Permainan ini biasanya dilakukan sore hari di lapangan setelah melakukan aktivitas dan mengisi waktu senggang. Namun, hal itu sangat jarang ditemui zaman sekarang ini baik di daerah perkotaan dan pedesaan.

 

Zaman sekarang anak-anak sibuk bermain dengan gadget. Anak-anak lebih fokus dengan gawai nya daripada bermain di luar rumah bersama teman sebaya dan mengenal lingkungan. Hal itu tentu berdampak buruk bagi perkembangan anak-anak karena membuat apatis dan mengakibatkan kecanduan terhadap gadget. Memang game online juga ada dampak positifnya seperti melatih fokus, mengasah kemampuan bahasa asing dan kerja sama untuk mencapai tujuan. Namun sangat berbeda dengan permainan tradisional yang membuat anak-anak lebih kreatif, aktif dan mengenal lingkungan sekitarnya.

 

Dalam permainan tradisional, anak-anak lebih banyak melakukan gerakan fisik. Tentu ini sangat bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Bukan hanya fisik, anak-anak juga berlatih kemampuan sosial, emosi, karakter dan interaksi dengan lingkungannya. Di dalam permainan ada aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh pemain, jika tidak dipatuhi dan tidak bermain dengan fair biasanya akan kena cemoohan oleh temannya, seperti panciluah, galia, cadiak. Tentu ini adalah hal yang sangat penting agar anak-anak mengerti dengan aturan dan moral bahwa setiap perbuatan ada konsekuensi yang didapatkan.

 

Permainan tradisional juga membuat anak-anak kreatif. Seperti membuat badia balantak. Tentu membuat ini bukanlah hal yang instan seperti bermain game online. Hal ini membutuhkan sedikit perjuangan untuk membuatnya. Mulai dari mencari bahan, merakit, hingga menjadi badie balantak. Inilah proses yang di ajarkan kepada anak-anak bahwa kita harus berusaha untuk mendapatkan hal yang kita inginkan. Ini akan membentuk mental anak menjadi kuat dan mengerti bahwa segala sesuatu tidak ada yang instan.

 

Berbeda dengan game online, segala sesuatu menjadi instan. Anak-anak hanya memerlukan gadget dan kuota internet untuk memainkannya. Dalam bermain game online, anak-anak menjadi pasif. Anak-anak akan tenggelam dengan gawainya dan apatis dengan lingkungannya. Lebih parahnya lagi, di dalam game online bukan hanya anak-anak tetapi banyak juga orang dewasa memainkannya. Biasanya saat kalah/emosi dalam permainan, kebanyakan pemain banyak mengucapkan kata kasar. Ini menjadi hal sangat memprihatinkan karena anak-anak sering mendengar kata tak senonoh untuk di dengar seusianya. Hal ini jelas memberikan dampak negatif. contohnya saat anak-anak ingin bermain dengan gawainya dan tidak diizinkan oleh orang tuanya, ia mengamuk dan menggunakan kata-kata yang didengarnya lewat gadget. Anak-anak tidak mampu mengungkapkan emosi secara sehat. Itu jelas merusak moral dan spiritual anak-anak. Berbeda dengan anak-anak zaman dahulu, menangis karena tidak boleh pergi main keluar rumah. ketegasan orang tua saat mendidik anak sangat berpengaruh pada karakter anak.

 

Banyak faktor yang mempengaruhi permainan tradisional mulai pudar ditelan zaman, seperti globalisasi, kurangnya lahan bermain, pergeseran nilai-nilai sosial budaya dan pandemi covid-19 pada tahun 2020 kemarin. Pada saat pandemi, semua aktifitas dilakukan di dalam rumah. Masyarakat dilarang untuk keluar rumah dan semua semua aktifitas hanya lewat gadget. Baik tentang pekerjaan, sekolah, dan kegiatan lainnya. Ini jelas membuat anak-anak terbiasa dengan gadget.

 

Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlunya kita untuk melestarikan kembali permainan-permainan tradisional, yang hampir ditinggalkan oleh generasi-generasi muda saat ini, terutama bagi anak-anak. Minangkabau yang kaya akan seni dan budaya merupakan potensi lokal yang patut kita lestarikan, dan salah satunya adalah permainan tradisional. Biasanya setiap daerah memiliki permainan-permainan tradisional masing-masing. Jika kita bandingkan permainan modern dengan permainan tradisional, tentunya akan lebih banyak manfaatnya permainan tradisional dibandingkan dengan permainan modern.

 

Beberapa manfaat permainan tradisional:

-Melatih interaksi sosial anak, dengan melalui permainan tradisional anak akan belajar berinteraksi sosial dengan teman-temannya, hal ini tentunya sangat baik bagi perkembangan anak.

 

-Melatih anak untuk belajar kerjasama, dengan melalu permainan tradisional juga bisa memberikan anak untuk belajar kerjasama dengan teman-temannya.

 

-Melatih anak untuk menjadi kreatif, permainan tradisional adalah permainan yang tidak memiliki peraturan secara tertulis, dan biasanya peraturan permainan akan disepakati oleh semua anggota, sehingga dalam hal ini tentu perlu kreatifitas anak untuk melakukan permainan agar menjadi menarik.

 

-Melatih emosi anak, hampir setiap permainan tradisional dilakukan secara kelompok, sehingga dalam hal ini dapat membangun emosi anak timbul toleransi, empati terhadap orang lain, sikap sportif, dll.

 

Menurut pendapat penulis, Solusi yang bisa dilakukan agar permainan tradisional tetap terlestarikan adalah kembali memperkenalkan dengan membuat event, lomba permainan tradisional, baik di lingkungan rumah maupun di sekolah. Juga pengawasan orang tua terhadap penggunaan gadget kepada anak. Kemajuan teknologi memang memberikan manfaat untuk kehidupan dan harus diberi Batasan agar tidak membuat kecanduan. Permainan tradisional harus dilestarikan karena terdapat banyak nilai sosial dan budaya. Tentu ini akan menjadi hal sangat penting untuk perkembangan mental dan kualitas mereka di masa depan.

 

Penulis: Muhammad Syahwa, lahir di Sungai penuh, jambi. Mahasiwa Universitas Andalas jurusan sastra Minangkabau. Anggota aktif LMJ sastra Minangkabau. Aktif berkegiatan di komunitas BBT.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *