SAIR NASEHAT ANAK PRAWAN  Jilid 2

Disadur utuh dari karangan TJIONG KOENBIE (1915) dengan ejaan lama

Puisi dan Sastra377 Dilihat

SAIR NASEHAT ANAK PRAWAN 

Jilid 2

Disadur utuh dari karangan TJIONG KOENBIE (1915) dengan ejaan lama

 

Sembilan boelan iboe kandoengken,

Berkala kasa minoem dan makan;

Banjak penjakit jang dirasaken,

Maka itoe djangan kita loepaken.

 

Sembilan boelan dalem boentingan,

Tida sekali dapat kesenangan;

Bebrapa rasaken pantang larangan,

Pikirannja nanti dapat toeloengan.

 

Sembilan boelan kita diboentingin,

Terpelihara dari pada oedjan dan angin;

Demikian lagi di waktoe dingin,

Boedinja tida dapat kita bandingin.

 

Sembilan boelan dalem peroet iboe kita,

Dengan merasaken lesoe dan leta:

Menanggoeng sakit soedalah njata,

Maka kita biar ingat semoewa serta.

 

Iboe mengandoeng ada sanget paja,

Sampeken kita terlahir di ini doenia,

Tida sekali diperboeat sia-sia,

Selimoet dan obat hadlir sedia.

 

Kaloe kita menangis di waktoe malem,

Iboe-bapa bangoen matanja meram;

Tidoernja tida sedep di tilem,

Kaen jang pesing kentjing tersiram,

 

Ampat poeloe harilah koerang tidoer,

Mendjaga kita soepaja soeboer;

Di tinang-tinang berbagi toetoer,

Tida perdoeli terkena kentjing sekoedjoer..

 

Kaloe kita menangis mingkin bertamba,

Bangoenlah orang toea meraba-raba

Memapak obat warra sereba,

Warna djenis obat ditjoba.

 

Bapa kita jang tjari redjeki,

Bangoen gelap-gelap di waktoe pagi;

Rasa meloewang tangan dan kaki,

Oewangnja poen tida dia takoet roegi.

 

Berapa ija merasaken segala hal,

Dipelihara kita djanganken kesal;

Barang jang ada laloe didjoewal,

Boeat kita ampoenja bekal.

 

Setelah kita bisa tengoeroeр

Iboe-bapa harep soepaja hidoep;

Serta redjekinja dapatnja tjoekoep,

Biar redjeki terboeka djangan tertoetoep.

 

Satelah kita bisa merangkang,

Iboe-bapa lebih selempang;

Didjaga djangan djato menjimpang,

Dipasang bamboe malang melintang.

 

Satelah kita beladjar doedoek,

Iboe-bapa merasa iboek;

Kesana kemari rasanja entoek,

Takoet anaknja terbentoek-bentoek.

 

Sasoedahnja kita bisa berdiri,

Didjaganja ija satiap hari;

Pengharepan iboe kita sendiri,

Keslamatan djooga jang dipikiri,

 

Moelai kita beladjar berlangkah,

Senang poen blon dapet disangkah,

Takoetlah ija kita dapat tjilaka,

Djato dibatoe leboer dimoeka.

 

Tempo anak moelai adjar berkata,

Senang djoega ampirnja njata;

Diadjar mengoetjap berapa pata,

Segala perkataan diadjar serta.

 

Apa lagi di dilihat kita tertawa,

Senang sekali kita poenja orang toewa;

Kesana kemari dibawa-bawa,

Sajangnja soenggoe tida ketjiwa.

 

Satelah soedah taoe membilang,

Tida perdoeli roegi dan malang;

Soekanja lagi boekan kepalang,

Djika prempoéwan dibliken gelang.

 

Serta kita taoe bertoetoer,

Orang toea mengoetjap soekoer;

Harap soepaja anaknja moedjoer,

Orang toewa berdowa soepaja soeboer.

 

Satelah kita taoe meminta,

Segala nama diadjarnja serta,

Sampelah ia mahir berkata,

Orang toewa sangat bersoeka tjita.

 

Orang toewa sangat kasih dan sajang,

Dipeliharanja kita malem dan sijang,

Mentjari doeit poesing dan poejang,

Tida perdoeli badan marijang.

 

Boeat tjari belandja anaknja,

Dibeliken badjoe menoetoep badannja,

Satiap hari demikian halnja,

Maka apalah kita membaleskennja.

 

Apa lagi kita soeda pande meminta,

Sangat hantjoer hatinja soedahlah njata,

Kaloe orang toewa kita jang ada harta,

Hadlir sekalian pakean permata.

 

Dari kita ketjil sampeken besar,

Dibawa-bawa adjak ke pasar,

Dabeliken kaen haloes dan kasar,

Serta dibri bebrapa pengadjar.

 

Masih ketjil orang toewa rawatin,

Soedah besar wadjib kita hormatin,

Pakerdjaän salah djangan toeroetin,

Melaratnja iboe-bapa djangan lihatin.

 

Kabanjakan djikaloe orang toewanja melarat,

Tamba anaknja poenja keparat,

Anaknja djalan timoer dan barat,

Mala-mala kaloe boleh dia maoe djirat.

 

Orang toeanja melarat ija tertawa.

Sangat ija soeka liat ija poenja orang toewa,

Adat begitoe sangat ketjiwa,

Maka djangan sekali dibawa-bawa.

 

Sadjelek djeleknja kita poenja Iboe-bapa,

Misti dihormat djanganlah loepa,

Kaloe anak berlakoe alpa,

Anak bagitoe tida goena satoe apa.

 

Iboe bapa miskin boekan salahnja sendiri,

Boekan dia orang ada malas mentjari,

Sabenernja dia ongkosin kita sahari-hari,

Saboleh-boleh dia tahan pait dan peri.

 

Dari itoe kita misti bisa kira-kira,

Kerdja tjape sadikit djangan mara-mara,

Kerna ingat orang toewa soedah piara,

Itoe boekan gampang-gampang poenja perkara.

 

Ada djoega Iboe-bapa jang sangat terpaksa,

Djoewal anaknja pada lain bangsa,

Itoe lantaran miskin dan soesah

Dan pemales, sampe tida takoet berdosa.

 

Kaloe begitoe salah orang toewanja,

Orang toewa itoe tida ingatannja,

Harep pentjarian dari anaknja,

Tida bisa taoe djalan agamanja.

 

Kabanjakan jang telah soeda,

Kakenja Selam tjoetjoenja Olanda.

Doea bangsa bertjampoer ada,

Itoelah djadi soeatoe tanda.

 

Adalah jang Olanda tjoetjoe Tjina,

Soedah terlahir sini dan sana,

Tanda agamanja koerang sampoerna,

Peladjaran padanja tiada bergoena.

 

Itoelah orang toea jang tjilaka,

Jang maha kwasa sangatlah moerka;

Pada agama sangat doerhaka.

Melihat anaknja djahat itoe dia soeka.

 

Itoe tandanja orang toea keparat,

Takoet sekalih bekerdja berat,

Tandanja tiada mengenal soerat,

Nanti didjaga dalem acherat.

 

Orang toewa begitoe tida taoe agama,

Hidoep di doenia tinggal pertjoema;

Kerdja masiat disangka oetama,

Njata tida dengar kata oelama.

 

Djikaloe orang toewa jang boediman,

Mengadjar anaknja aken beriman

Menoeroet adjarnja biarlah toeman,

Dapat santousa berapa zaman.

 

Sekalipoen djoega ijanja miskin,

Agamanja tiada ija roesakin;

Dengan segala baik dia bikin,

Namanja tida ija boesoekin.

 

Ada djoega orang toeanja pegang agama,

Anaknja tida toeroet bersama-sama;

Tida soeka toeroet adjaran iboe dan rama,

Segala kebadjikan tida ija trima.

 

Orang toeanja berkata jang manis-manis,

Anaknja berbalik menoeroet iblis;

Dikata oentoeng soedah tertoelis,

Kalakoean demikian dibikin kalis.

 

Itoelah jang salah betoel anaknja,

Tra soeka toeroet pengadjar orang toeanja;

Lain bangsa djoega diikoetnja,

Tida ingat sajang pada agamanja.

 

Terlebih lagi orang jang tra bisa soerat,

Tida bisa sekali tahan melarat,

Kerdjaän enteng dikata berat,

Kapıngin sama lain bangsa pergi merat.

 

Orang hidoep tjari kaslamatan,

Maka djangan toeroet segala kedjahatan,

Didjaoeken kiranja kalakoean setan,

Biar kita ingat di dalem seboetan.

 

Djangan dikata soedah oentoengnja,

Ichtiar itoe wadjib didjalankennja,

Djalan kedjahatan djangan dikerdjanja,

Sekalian itoe salah padanja.

 

Djikaloe djahat kita djalanken,

Habis kaoentoengannja kita kataken,

Semoea itoe salah dikerdjaken,

Tida haroes lagi kita seboetken.

 

Bekerdja baik lebih dahoeloe,

Djangan takoet dan djangan maloe,

Kaloe kerdjaän soedah berlaloe,

Disitoe oentoeng dapat selaloe.

 

Kaloe soedah baik kita djalani,

Baroe trima oentoeng kita disini,

Apa dikasih dari rachmani,

Baroe kita menarima itoe dan ini.

 

Apa jang baik itoe jang patoet,

Boeat apalah kita takoet,

Jang patoet itoe haroes diikoet.

Boeat apa bikin tersangkoet.

 

Dengarlah nona, ini nasehat,

Djangan sekalih berboeat djahat,

Ada timbangan enteng dan berat,

Kedjahatan itoe djangan diboewat..

 

Masing-masing ada poenja timbangan,

Djahat itoe besar larangan,

Dikerdjakennja itoelah djangan,

Biar kita pantang larangan.

 

Kabanjakan jang djahat soeka tjampoer,

Tida ingat dirinja misti masoek dikoeboer,

Di dalem sair aken bertoetoer,

Siapa jang moedjoer siapa jang latjoer.

 

lIngat pesanan dalem sairan.

Misti ditimbang dalem pikiran,

Adakah jang djahat dapat kemoedjoeran,

Dan jang baik dapat kelatjoeran?

 

Kaloe orang djahat dapatnja moedjoer,

Tentoelah senang di dalem koeboer,

Sedap sekali sepandjang oemoer,

Negri poen tida ada jang atoer.

 

Di sair ini kami karangken,

Boeat nasehat baik djadiken,

Tjelah menjelah boekan dihadjatken,

Sakedar sadja kami wartaken.

 

Tjelah orang itoe boekannja,

Hinaken orang boekan maoenja,

Djadi peladjaran itoe maksoednja,

Boeat nasehat itoe hadjatnja.

 

Boeat tjelah orang itoe tida sekali,

Itoe jang saja paling pemali;

Djangan ditjela sekalipoen koeli,

Kelak achir djadi ketjawali.

 

Melinken djadi satoe peringatan,

Boeat pengadjaran dalem seboetan,

Soepaja djangan berboeat kadjahatan,

Mana jang baik soepaja djadi ikoetan.

 

Sair nasehat anak prawan,

Soepaja taoe adat kalakoewan,

Kaloe soedah bersoewami djangan dilawan,

Adat jang baik soepaja ketahoewan.

 

Nasehat ini baik diikoet,

Soepaja boleh mendjadı patoet,

Kerdja jang baik djanganlah loepoet,

Soepaja ditjinta sampeken maoet.

 

Dengarlah toewan anak bangsawan,

Peliharaken dirimoe soepaja ketahoewan,

Kaloe ada soeami djangan dilawan,

Peliharaken adat dan kelakoewan.

 

Dengarlah toean, dengarlah nona,

Peladjaran ini sangat bergoena,

Dikarang sair satoe rantjana,

Soepaja dapat arti dan maäna.

 

Djikaloe nona ada poenja laki,

Djangan dinista djangan dimaki,

Adat kelakoeanlah diperbaiki,

Peliharaken mata sampe di kaki.

 

Djikaloe mendjadilah istri orang,

Biar taoe pantang dan larang,

Segala kerdja baik berterang,

Pada soeami djanganlah garang.

 

Di dalem sairlah dipesanken,

Perenta soeami djangan disia siaken,

Barang kerdjanja djangan larangken,

Kesakitan hati baik djaoeken.

 

Hati soeami djangan disakiti,

Peliharakennja dengan hati-hati;

Misti membawa hati bersi poeti,

Siang malem berboeat bakti.

 

Djangan sekali bikin pedaja,

Patoetnja kita bikin moelja,

Sekalipoen soeami kita miskin dan paja,

Djangan kita membikin siasia.

 

Toedjoe perkara baik ingatken,

Patoetlah itoe kita djaoeken,

Soeami kita patoet dimoeljaken,

Di bawah inilah diseboetken.

 

Ka 1 pada mertoea djangan berani,

Djangan melawan itoe dan ini,

Djangan selingkoeh, djangan semboeni,

Kalakoean diroemah biarlah tani.

 

Ka 2 pada ipar biar moefakat,

Djangan sekali tjerita djahat,

Maka soeami djangan dioempat,

Segala kerdja biarlah tjepat.

 

Ka 3 roemah tangga biar bersi,

Biar pantas atoer medja dan korsi,

Masak dan bebena bikin selesi,

Piring mangkok djangan kotornja masi,

 

Ka 4 misti biar lemas soeara,

Djangan keras dan mara-mara,

Djangan diketawai sanak soedara,

Dan djangan djadi tangganja tjidra,

 

Ka 5 perkataan soeami djangan sahoetin,

Sahoet menjaoet riboet-riboetin,

Apa rahsia baik toetoepin,

Djangan sampe tetangga dateng serapin.

 

Ka 6 dompet soeami djangan diboeka,

Apa dikasi trima soeka,

Djangan seperti prempoewan tjilaka,

Tekoek alis kisoetin moeka.

 

Ka 7 kata soeami misti didengar,

Barang lakoenja baik di sabar,

Djangan sedikit tampar menampar,

Kedengaran tetangga mendjadi gempar.

 

Soeami itoe wadjib di hormatin.

Makan pake djangan loepoetin,

Djangan sekali kita merengoetin,

Pesenan ini baik ikoetin.

 

Apa lagi dapat soeami jang berakal.

Barang perkataän djangan disangkal,

Kerdja djangan dibikin gagal,

Kita bersoeami mendjadi kekal.

 

Kaloe dapet soeami orang berbangsa,

Jang ada poenja riboe dan laksa,

Peliharaken hatinja satiap masa,

Soepaja kekal dengan santousa.

 

Kaloe dapat soeami orang miskin,

Peliharaken hatinja djangan meroesakin,

Apa jang patoet kita misti bikin,

Djaga hatinja lebih-lebih semingkin.

 

Kaloe dapet soeami orang boediman,

Sertanja lagilah pendiaman,

Djaga hati-hati beberapa zaman,

Kita djangan sangat aleman.

 

Kaloe dapat soeami orang jang fakir,

Biar tape timbang dan pikir,

Barang soeroenja djangan dimoengkir,

Djangan sekali temaha, serakah dan kikir.

 

Kaloe dapet soeami koeli-koeli,

Peliharaken hatinja djangan perdoeli,

Ventoeng kita djangan dipili,

Djangan bikin dirimoe boeta toeli.

 

Kaloe dapat soeami orang berilmoe,

Hati-hati piara segala adatmoe,

Pelihara moeloet serta lidamoe,

Biarlah ingat apa pesenan padamoe.

 

Kaloe dapet soeami orang roepawan,

Bikin baik adat kelakoewan,

Djangan bawa hati jang tjemboeroean,

Melinken nasehat soeda karoewan.

 

Kaloe dapet soeami orang berpangkat,

Biarlah kita bisa hidoep moefakat,

Djangan angkoelah sama sobat,

Atawa sanak djaoe dan dekat.

 

Kaloe dapat soeami polisi,

Pelihara hati poetih berisi,

Orang sekampoeng kita taro kasi,

Segala hal bikin seiese djangan ada masi.

 

Kaloe dapat soeami orang beragama,

Misti pelihara diri diam diroema,

Tetamoe dateng soedi trima,

Djangan sampe tinggal pertjoema.

 

Kaloe dapat soeami orang pilihan,

Apa dikata djangan bantahan,

Djaoeken dari pada kesalahan,

Soepaja datang belas kasihan.

 

Djangan sekalih kita menista,

Peniti tak djangan diminta,

Djikaloe memang oentoengnja kita,

Bisa djoega menjimpan harta.

 

Djangan minta beliken peniti,

Itoe jang djadi ratjoen dihati,

Saolah-olah kita sakiti,

Soewami poen ada timbang jang pasti.

 

Sair ini habislah soeda,

Ingat pesenan apa jang ada,

Pada sekalian prempoean toea dan moeda,

Simpen di hati didalem dada.

 

Habislah soedah sair berwarta,

Tabe dan hormat ada serta,

Djikaloe sobat soedi lain boekoe tjerita,

Mari dateng di toko kita.

 

Tjiong Koenbie saja poenja nama,

Di Pintoe Besar toko ada beroemah,

Toko boekoe dan kantor tjitak soedah lama,

Djikaloe soeka dateng saja trima.

 

Dengar sobat dan famili,

Banjak boekoe tjerita jang bagoes sekali,

Harganja pantas bagi pembeli,

Hareplah sobat dateng membeli.

 

Tabe dan hormat sekalian jang ada,

Ketjil besar toea dan moeda,

Sair ini habislah soeda,

Saja Tjiong Koenbie jang amat renda.

 

TAMAT.

 

Catatan redaksi:

 

Sair ini disadur utuh dari karangan Tjiong Koenbie buku ini adalah cetakan ketiga yang dicetak dan dijual Drukkerij TJIONG KOEN BIE PINTOE BESAR-BATAVIAJIONG KOENBIE pada tahun 1915.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *