TRADISI BAKAUA ADAT DI SIJUNJUNG KHUSUSNYA DI NAGARI TANJUNG BONAI AUR

Oleh: Givani Soraya Mahasiswi Prodi Sastra Minangkabau Universitas Andalas

TRADISI BAKAUA ADAT DI SIJUNJUNG KHUSUSNYA DI NAGARI TANJUNG BONAI AUR

Oleh: Givani Soraya

Mahasiswi Prodi Sastra Minangkabau Universitas Andalas

 

Keanekaragaman budaya merupakan salah satu keunikan yang ada di Indonesia, karena terdapatnya suku bangsa yang berbeda-beda di seluruh dunia, begitu pula dengan keragaman budaya Indonesia.

 

Kita masyarakat Indonesia tidak dapat memungkiri bahwa keberadaan bangsa Indonesia telah melahirkan keberagaman yang tak terkira, mulai dari keberagaman ras, suku, hingga keberagaman bahasa.

 

Pada dasarnya keberagaman budaya Indonesia bermula dari berbagai budaya daerah yang terus tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.

 

Selain itu, keanekaragaman budaya muncul sebagai akibat dari pengaruh-pengaruh yang muncul dan berkembang dalam masyarakat sehingga terciptalah kebudayaan itu sendiri. Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang berbeda-beda di berbagai daerah yang masih dilestarikan hingga saat ini.

 

Kekayaan budaya Indonesia semakin terlihat jelas karena setiap orang mempunyai adat dan tradisi yang berbeda-beda.

 

Beragam tradisi bisa ditemukan, dari Sabang hingga Merauke. Setiap daerah tentu mempunyai tradisinya masing-masing. Segala tradisi yang ada menjadi budaya dan diwariskan secara turun temurun, kepada anak cucu.

Tradisi-tradisi ini masih diwariskan dan terlihat hidup berdampingan dengan masyarakat.

 

Istilah tradisi berasal dari kata latin traditio yang berarti kesinambungan atau adat istiadat. Kata tradisi dalam bahasa Inggris berasal dari kata traditium yang berarti sesuatu yang diwariskan. Tradisi merupakan suatu tingkah laku atau kepercayaan yang diwariskan secara turun-temurun, menjadi ciri atau pengetahuan suatu kelompok tertentu dengan pola tingkah laku yang sama, diwariskan dan dapat dianggap sebagai tumbuhnya jati diri suatu kelompok tertentu.

 

Menurut KBBI, tradisi adalah adat istiadat yang diwariskan secara turun temurun (dari nenek moyang) dan masih dilakukan dalam masyarakat. Tradisi berarti suatu evaluasi atau asumsi bahwa metode yang ada adalah yang terbaik dan benar.

 

Bakaua adat adalah salah satu kegiatan adat di Kabupaten Sijunjung, salah satunya di kenagarian Tanjung Bonai Aur yang telah menjadi tradisi secara turun-temurun yaitu prosesi bakaua adat sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang diberikan. Disamping mensyukuri nikmat di sertai berdoa dan atas rezeki yang diberikan dan semoga selalu dalam limpahan rezeki tersebut, kegiatan bakaua adat ini juga untuk menjalin silaturahmi dan kekompakan masyarakat tani dalam menggarap pertanian sawah khususnya.

 

Secara garis besar bakaua dibagi jadi dua bagian, yakni bakaua ketek dan bakaua gadang. Pada dasarnya pembagian ini terletak pada besar kecilnya acara yang dilakukan. Bakaua ketek dilakukan dengan acara sederhana tidak membutuhkan biaya yang cukup besar, sedangkan bakaua gadang dilakukan dengan menyembelih sapi (manggoroh) sebagai bentuk jamuan. Bakaua ketek hanya dihadiri anggota keluarga, sedangkan bakaua gadang dapat dihadiri setiap masyarakat yang ada nagari. Oleh karena itu, tidak heran saat bakaua gadang banyak orang yang datang.

 

Dalam perjalanannya tradisi bakaua gadang sudah jarang ditemui, karena banyak faktor yang menyebabkan tradisi ini mulai dilupakan masyarakat, karena masa turun ke sawah tidak serentak, sedangkan bakaua ketek masih ada dilakukan oleh masyarakat seiring dengan acara tolak bala.

 

Pakaian yang dikenakan peserta disesuaikan dengan tempat pelaksanaannya. Pada acara bakaua ketek yang tempatnya berada di lokasi kegiatan, maka pakaian kaum laki-Iaki ikut dalam acara bakaua memakai pakaian kerja biasa, sedangkan orang siak-nya tetap memakai pakaian keagamaan, baik dalam acara bakaua ketek maupun acara bakaua gadang. Sementara itu, dalam acara bakaua gadang pakaian bagi kaum laki-laki disesuaikan dengan status sosialnya di tengah-tengah masyarakat, sekiranya ia seorang penghulu maka pakaiannya haruslah pakaian penghulu. Bagi kaum perempuan, terutama ipa bisan, tetap memakai baju kuruang basiba berwarna hitam.

 

Acara bakaua biasanya dipimpin oleh “orang siak” atau pemuka keagamaaan yang ada di nagari. Orang siak yang dipilih yaitunya melalui kesepakatan bersama. Tugasnya adalah memimpin warga berdoa pada Allah. Mereka berdoa pada Allah agar tanaman padi dapat tumbuh subur serta agar masyarakat dapat hidup rukun dan damai terhindar dari bala bencana.Dalam proses Bakaua Adat tersebut disepakati bersama waktu yang tepat untuk menanam padi secara serentak sebagai upaya mengurangi serangan hama. Akhir dari prosesi Bakaua Adat akan dilaksanakan tradisi yang tidak kalah serunya dan yang paling ditunggu oleh seluruh lapisan masyarakat yaitu ”Makan Bajamba” (Makan Bersama). Iring-iringan Bundo Kanduang yang membawa Dulang berisi makanan dan kuliner khas yang disimpan di kepala menjadi daya tarik tersendiri.

 

Penetapan hari pelaksanaan Bakaua adat ditetapkan melalui musyawarah adat yang melibatkan seluruh tokoh adat sehingga nilai-nilai kebersamaan dalam bermusyawarah terjalin dengan baik, saat ini Kegiatan Bakaua Adat sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda tingkat nasional. Mari Saksikan bersama atraksi tradisional yang melibatkan ratusan orang dengan berpakaian adat Minangkabau.

 

Saat ini, tradisi bakaua sudah mulai hilang di tengah masyarakat. Masih ada di beberapa daerah yang masih melakukan tradisi bakaua yakni daerah Solok, Sijunjung, dan Tanah Datar.

 

Kegiatan bakaua adat bisanya dilakukan di sebuah tempat yang bernama pakauan, Sebelum dilaksanakannya acara bakaua adat biasanya masyarakat malamang dan membuat tapai puluik hitam serta ampiang. Malamang (membuat lamang), lamang senidiri ialah makanan yang terbuat dari beras ketan bercampur santan yang dimasak di dalam ruas bambu muda, di bakar dan diputar-putar agar matang merata, tujuannya agar lamang tersebut tidak matah, tapai puluk hitam sendiri ialah beras ketan hitam yang difermentasikan dengan ragi. Sedangkan ampiang adalah beras ketan yang di tumbuk.

 

Acara bakaua adat di hadiri oleh berbagai unsur yakni Ninik Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang dan Bupati Sijunjung beserta OPD yang ada di Pemerintahan Kabupaten Sijunjung diikuti juga oleh Pemerintahan Kecamatan. Wali nagari dan seluruh perangkatnya. Bakaua adat tidak hanya untuk masyarakat yang memiliki lahan pertanian saja, tetapi seluruh elemen masyarakat di nagari tanjung bonai aur di ikut sertakan.

 

Sebelum mulainya acara bakaua adat biasanya akan di bacakan muluk. Setelah muluk biasanya akan di adakan makan lamang tapai dan ampiang. Setelah makan lamang tapai dan biasnya akan di adakan mengaji bersama. Setelah itu ada arahan dari Dinas Pertanian, Ninik Mamak, Wali Nagari dan pejabat pemerintahan lainnya. Akhir dari prosesi bakaua adat biasanya masyarakat akan melaksanakan makan bajamba (makan bersama), setelahnya akan di adakan doa bersama atas bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis: Givani Soraya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *