Palupuh, BanuaMinang.co.id — Tugu Perjuangan Front Palupuh atau sering disebut Tugu Mobrig Palupuh, hari ini Rabu (29/10/2025) dikunjungi oleh team Pusjarah (Pusat Sejarah Kepolisian Republik Indonesia) yang dipimpin oleh Kombespol Yakhob Silvana Delareskha, S.I.K., M.Si. didampingi oleh anggota kepolisian dari Polresta Bukittinggi dan Polsek Palupuh.

Sekilas mengenal Tugu Perjuangan Front Palupuh
Tugu ini dibangun di zaman perang Agresi Belanda ke-II, dimana tugu ini dibangun pada saat perang masih berlangsung dan dibawah ancaman pesawat terbang dari pihak Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.
Ide pembuatan tugu ini berasal dari Soelaiman Effendi selaku kepala kepolisian Sumatera Tengah, dan peletakan batu pertama pada tanggal 26 Juni 1949 oleh Soelaiman Effendi.
Peresmian tugu ini bertepatan dengan hari kemerdekaan RI yang keempat, yaitunya pada tanggal 17 Agustus 1949. Dimana upacara peringatan hari kemerdekaan RI ini dipimpin langsung oleh kepala kepolisian Sumatera Tengah, Soelaiman Effendi. Sedangkan lagi Indonesia Raya dipimpin oleh siswi Polwan angkatan pertama di Indonesia, yaitunya Inspektur Polisi Nelly Pauna.
Panitia peresmian tugu yaitunya: Mandagi K. Situmorang selaku ketua, Bachtiar St. Rajo Lelo selaku sekretaris dan Syamsuddin Dt. Rajo Mantari sebagai Bendahara.
Bentuk Tugu
Tugu ini berbentuk kerucut dengan lima sisi, dimana kerucut tersebut terletak diatas pondasi yang berbentuk kubus.
Pada lima sisi kerucut tersebut tertuliskan lambang Mobile Brigade Polisi, lambang Bintang bertuliskan TNI AD, gambar dua bambu runcing bersilangan bertulis PMT (pasukan Mobil Teras), gambar rantai melingkar yang melambangkan persatuan antara militer, barisan rakyat dan masyarakat dalam perjuangan front palupuh dan angka sakti 17-8-1945.
Pada bagian kubus yang menghadap kejalan raya, bertuliskan kata-kata “OENTOEK MEREKA JANG TERDAHOELOE DALAM MENOENAIKAN KEWADJIBAN OENTOEK NOESA DAN BANGSA”
Tugu ini dipugar pada waktu Jenderal Polisi Prof. Dr. Awaloedin Djamin, MPA menjabat sebagai Kapolri pada tahun 1982. Dimana selain renovasi terhadap bangunan yang sudah ada, juga dilakukan perluasan hamparan disekitar tugu, dan membangun rumah didalam areal tugu dan memagar lokasi areal tugu. Dimana tempat tugu ini berdiri adalah ditanah kaum Dt. Muhammad suku Tanjuang Paninggiran Bawah.
Selain dari pihak kepolisian, acara kunjungan dari pusat sejarah Mabes Polri ini juga dihadiri oleh pihak camat Palupuh, Walinagari Nan Limo, Masyarakat dan para siswa dari SDN 08 Nan Limo Mudik.
Dalam kunjungan ini pihak Mabes Polri disambut dengan nyanyian heroik yang sangat melekat dijiwa masyarakat palupuh, yaitunya lagu “Rimbo Panjang” yang diciptakan oleh Agen Polisi Herman di Pos Ladang Ateh di tanggal 13 Maret 1949 (dalam keadaan perang Agresi Belanda kedua).
“Tugas Pusat Sejarah (Pusjarah) Mabes Polri adalah melaksanakan dan membina fungsi kesejarahan, termasuk penelitian, dokumentasi, pengkajian, pengoleksian benda bersejarah Polri, penyediaan literatur, dan edukasi. Secara spesifik, Pusjarah mengumpulkan data, mencatat, dan mempublikasikan sejarah Polri serta melestarikan nilai-nilai seperti jiwa korsa,” ungkap Kombespol Yakhob Silvana Delareskha, S.I.K., M.Si.
Selain itu, Kombespol Yakhob Silvana Delareskha juga menyatakan akan mengumpulkan, meneliti, dan menyimpan dokumen serta benda-benda bersejarah Polri, menyebarluaskan informasi mengenai sejarah Polri kepada masyarakat melalui museum, perpustakaan, dan kegiatan edukasi lainnya, dan juga mengelola dan mengembangkan museum Polri agar menjadi destinasi wisata edukasi yang menarik.
“Dalam hal ini tentunya kita akan membicarakan lebih lanjut dengan satuan Brimob, tentang data-data yang dimaksud. Karena data dan dokumen tersebut ada di satuan Brimob.” Terang Yakhob.
Sementara itu Kapolsek Palupuh Iptu M. Raufuddin Silitonga, akan berkolaborasi dengan pihak pemerintahan Nagari Nan Limo serta masyarakat, untuk menjadikan Tugu Front Palupuh ini menjadi tempat destinasi wisata sejarah.
Tri Sakti, Walinagari Nan Limo meminta kepada pihak Pusjarah Mabes Polri untuk kembali merevisi alamat Tugu Mobrig ini, karena sebelumnya beralamat Nagari Nan Tujuah Kecamatan Palupuh, karena saat ini Nagari Nan Limo sudah resmi menjadi nagari baru.

iing chaiang selaku generasi penerus dari kaum Dt. Muhammad dan juga merupakan generasi yang berkaitan erat dengan histori tugu Mobrig ini, meminta kepada pihak Mabes Polri untuk dapat memugar dan merenovasi kembali tugu ini, seperti pemasangan lampu listrik, penggantian atap bangunan serta perbaikan warna dan juga pembangunan tahanan tanah.
“Sejarah tugu ini pun tak lepas dari sejarah berdirinya Polisi Wanita di Republik Indonesia ini, hal ini dibuktikan dengan adanya Polwan Nelly Pauna yang memimpin lagu Indonesia Raya saat peresmian dan juga memperingati hari kemerdekaan RI yang keempat yang dilaksanakan di Tugu Mobrig ini,” ungkapnya.
Selain itu, Tugu ini ada keunikan tersendiri, dimana pada umumnya, tugu didirikan untuk mengenang suatu peristiwa. Sedangkan tugu ini didirikan bukan untuk mengenang, tetapi masyarakat Palupuh sudah meyakini bahwa Indonesia memang merdeka dan tidak akan dijajah kembali oleh Belanda. Tutupnya.
(chaiang)
Referensi tentang lagu Rimbo Panjang:






