Nagari Sialang Sebagai Salah Satu Penghasil Gambir di Kecamatan Kapur IX

Nagari Sialang Sebagai Salah Satu Penghasil Gambir di Kecamatan Kapur IX

Oleh: Wira Santika

Mahasiswa Sastra Minangkabau Universitas Andalas

 

Kecamatan Kapur IX merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, yang memiliki potensi sumber alam melimpah termasuk salah satunya gambir. Wilayah ini memiliki tanah yang cocok untuk penanaman gambir yang mana juga didukung dengan banyaknya hutan di lereng lereng perbukitan. Adanya hutan dengan kayu yang melimpah ini bermanfaat dalam memproduksi kayu sebagai bahan dalam perapian pembuatan gambir. Gambir adalah salah satu komiditas penting di Kecamatan Kapur IX yang mana telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah. Adapun Nagari Sialang yang merupakan salah satu nagari di Kecamatan Kapur IX sebagai nagari dengan potensi gambir yang besar dan menjadi penghasil gambir di daerah tersebut.

 

Gambir di Nagari Sialang telah menjadi mata pencaharian masyarakat bertahun-tahun lamanya dan tentunya mengalami perkembangan dari masa ke masa bagaimana memproduksi dan alat alat produksinya yang ikut mengalami peningkatan. Gambir menjadi sumber pendapatan utama di Nagari Sialang yang mana pada umumnya hampir semua masyarakat di Nagari Sialang mempunyai perkebunan gambir. Perkembangan gambir di Nagari Sialang juga didukung oleh keadaan iklim dan kondisi geografis wilayahnya, dimana Perkebunan gambir yang ada di Nagari Sialang itu jika dilihat dari atas menggunakan drone itu perbukitan dan hutan-hutan di sepanjang aliran sungai Batang Kapur banyak didapati perkebunan gambir, banyak perbukitan yang berada di Nagari Sialang yang dirubah oleh masyarakat menjadi Perkebunan gambir karena Nagari Sialang memang dikelilingi oleh perbukitan dan hutan yang lebat. Sehingga saat ini pun gambir tetap menjadi produk unggulan di Nagari Sialang yang terus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya, karena gambir bukan hanya di produksi dalam bentuk bongkahan dari getah yang telah memadat tetapi gambir juga diproduksi menjadi produk lain di Nagari Sialang, seperti pupuk dan obat-obatan.

 

Penanaman dan perawatan gambir di Nagari Sialang itu hampir-hampir sama juga dengan daerah-daerah yang ada di Kecamatan Kapur IX. Proses penanaman gambir itu memiliki waktu yang cukup lama, dimana buah gambir dijemur dan dikeringkan,setelah kering diremas sehingga mengeluarkan semacam serbuk putih yang akan disemai pada tanah yang tempatnya dikhususkan, biasanya akan disemai pada kondisi tanah yang miring seperti dibuat dalam bentuk bertebing-tebing yang kemudian di licin dengan air serbuk gambir tadi akan ditiupkan ke tanah tadi kemudian diberi atap pelindung. Setelah penyemaian ini kecambahnya akan tumbuh sekitar 1 bulan dan menjadi tanaman yang siap dipindahkan ke kebun gambir itu sekitar 2 bulanan. Setelah penanaman tadi daun gambir baru bisa dipanen setelah 1 tahun, setelah panen pertama gambir akan dibiarkan selama 3 bulan baru bisa dipanen lagi sehingga setelah panen pertama dan melewati 3 bulan setelah itu panen daun gambir dalam setahun bisa dilakukan sekali dalam 3 bulan. Gambir yang sudah lama atau Perkebunan gambir yang sudah cukup lama melewati masa panen pertama itu panennya bisa dilakukan dengan konsep perputaran sehingga setai bulan gambir itu bisa dipanen. Untuk perawatan gambir itu biasanya harus dilakukan pembersihan dari semak Semak biasanya dilakukan ketika waktu panen juga, dilakukan penyemprotan hama dan pemupukan tetapi ada juga tanahnya yang bagus seperti tanah padi itu tidak perlu dilakukan pemupukan. Untuk tanah yang menjadi tempat penanaman kebun gambir itu biasanya ditanam juga tanaman lain seperti durian, jengkol, pete dan ketika penebangan pohon tidak semua pohon ikut ditebang ini tujuannya agar tanah tetap bisa ditahan oleh akar akar pohon dan gambir aman dari tanah longsor sebab akar pohon gambir tidak sekuat akar akar pohon kayu yang ada di hutan, salah satu cara yang bagus juga untuk menjaga kelestarian hutan.

 

Proses produksi gambir menjadi produk yang siap jual juga membutuhkan waktu kurang lebih itu 2 minggu tergantung seberapa banyak target produksi yang ingin dihasilkan. Pertama yang dilakukan para petani gambir ialah dengan mengumpulkan daun-daun gambir yang dibawa menggunakan “ambuang” kemudian daun yang diambil daun yang telah tua alat pengambil daun itu dinamakan dengan “tuai”, daun yang dikumpulkan dan diikat tadi itu akan dimasukan kedalam alat berbentuk tabung ukuran cukup besar atau biasanya para petani di Nagari Sialang menyebutnya “kopuk” daun juga diikat dikumpulkan menjadi satu kemudian daun gambir akan direbus dengan api yang bagus dan cukup besar hingga warnanya menjadi kecoklatan. Daun gambir yang telah direbus tadi akan berbentuk bulat tabung mengikuti wadahnya, tahap selanjutnya itu dilakukan pengambila getah gambir, disini salah satu tahapan yang sangat memerlukan tenaga, daun gambir yang direbus tadi akan diletakan pada alat yang petani sebut “kungkuang” yang diikat dengan tali tambang diatas Kumpulan daun tadi diletakan alat “dongkrak” dan diberi tekanan agar getahnya keluar. Getah gambir yang telah banyak keluar itu akan diletakan di dalam wadah yang disebut “piaku” wadah ini memanjang seperti bentuk perahu kecil dan akan didiamkan selama semalam. Setelah didiamkan selama semalam dipindahkan kedalam “kopuk” tirisan untuk memisahkan getah dan airnya ini memerlukan waktu sehari semalam, setelah kering getah tadi akan berbentuk seperti adonan yang kemudia dicetak menggunakan alat yang disebut “cupak” dan dijemur dibawah sinar matahari yang diletakan pada alat “salayan” yang terbuat dari bambu. Proses inilah yang dilakukan oleh petani gambir secara berulang ulang, gambir yang telah kering akan memadat dan berubah warna agak hitam kecoklatan warna juga dipengaruhi oleh pemberian pupuk, gambir yang kering akan siap dijual biasanya dari kebun ke rumah itu para petani membawanya dengan alat yang dinamakan “jae” yang juga terbuat dari rotan. Gambir yang siap dijual akan dibawa ke pasar penjualan gambir atau ke Gudang, harga gambir biasanya di Nagari Sialang itu 40-45 per kg tapi ada juga yang mencapai 70 bahkan 100 per kg nya tergantung bagaimana sistemnya kadang mahal, kadang murah, kadang sangat mahal.

 

Produksi gambir di Nagari Sialang sangat membantu perekonomian masyarakat,namun ada banyak juga tantangan dalam produksinya seperti harga gambir yang tidak tetap suka berubah ubah, harga yang murah terkadang merugikan petani, kadang juga cuaca yang sering hujan itu produksi gambir juga kadang terganggu dalam proses penjemuran dan pengeringan. Gambir juga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi produk-produk lainnya seperti pupuk, obat obatan bahkan bahan produk kecantikan, karna tanaman gambir memiliki banyak manfaat bahkan ampas daun gambir juga bisa dimanfaatkan dan memiliki nilai jual jika diproduksi dengan baik.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *