Pontianak, Banuaminang.co.id — Ketua Umum Monitor Aparatur Untuk Negara dan Golongan (MAUNG) Hadysa Prana menyampaikan Visi Misi Lembaga Swada Masyarakat (LSM) yang dinahkodainya, Minggu (13/10/24).
Menurut Hady, LSM Maung mempunyai Visi yang sangat luhur yaitu Menjadi organisasi terdepan dalam memastikan transparansi,akuntabilitas dan profesionalisme aparatur negara untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, efisien dan melayani semua golongan secara adil.
Dengan Misi, Monitor kinerja aparatur untuk negara dan semua golongan, Mengadvokasi dan memberikan rekomendasi kebijakan pemerintah untuk memperbaiki sistem dan kinerja aparatur negara, serta memastikan kebijakan tersebut berpihak kepada kepentingan rakyat dan kemajuan bangsa.
“Bertujuan Mendukung Kebijakan Pemerintah dalam melaksanakan kegiatan Strategi Nasional Pencegahan Korupsi dan Pemberantasan Korupsi di Indonesia.
Menjadi Mitra Pemerintah, Aparat Penegak Hukum dan instansi terkait dalam PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI,” Tuturnya.
Selain itu, Hady juga menekankan pentingnya Mensosialisasikan UU tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme kepada masyarakat dan para Penyelenggaraan Negara.
“Mengawasi para Penyelenggaraan Negara agar bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme” Tegasnya
Di sisi lain, MAUNG juga berperan aktif dalam mempertahankan budaya warisan leluhur untuk menghadapi era globalisasi saat ini perkembangan teknologi semakin canggih, kemudahan akses informasi ikut serta membawa perubahan terhadap kebudayaan manusia.
“Manusia saat ini berbondong-bondong meninggalkan gaya hidup “kolot” menuju gaya hidup modern, sehingga budaya-budaya warisan leluhur mulai terkikis oleh zaman’ Ungkapnya
Tak terkecuali di Nusantara. Masyarakat Indonesia saat ini banyak dipengaruhi oleh budaya-budaya luar,
“Sehingga sudah jarang ditemukan budaya-budaya nusantara warisan leluhur yang masih terjaga dengan baik oleh generasi penerusnya, sebab lebih tertarik pada budaya asing” Katanya
Tak hanya itu, MAUNG juga bercita-cita menekankan Laku spiritual yang niscaya dapat mendatangkan perubahan pada diri.
“Perubahan tersebut layaknya sepeti ulat yang berproses menjadi kupu-kupu, dimana ada momen sang ulat menjadi kepompong dulu, lalu pada waktunya menjadi kupu-kupu yang berwarna indah dan kemudian bisa terbang kesana kemari menjadi Manusia Unggul.” Tutupnya mengakhiri.
(Red)