Idul Adha Menurut Yahudi, Kristen, Islam
Lokasi Awalnya di Yerusalem
Idul Adha atau Idul Kurban menurut Yahudi, Kristen, Islam adalah sama. Lokasi awalnya di Tanah Kanaan, tepatnya di Tanah Moria di Bukit Sion Kota Yerusalem tanah Yehuda atau Palestina.
Karena itu Yahudi Kristen dan Islam menyebut tempat tersebut merupakan tempat Maha Suci, Maha Kudus atau Paling Kudus dan Paling Suci di dunia. Islam menyebut Al’Quds. Oleh karena itu Yerusalem disebut Tanah Suci atau Tanah Suci.
Tetapi lebih fokus lagi lokasi yang Maha Suci dan Maha Kudus itu yakni tanah Moria. Moria itu ada di Bukit Sion. Dan Bukit Sion itu di Kota Yerusalem Timur. Di atas tanah Moria itu juga Raja Daud mendirikan Kemah Suci untuk meletakkan Tabut Perjanjian.
Dan di Tanah Moria itu juga Daud membuat Mesbah tempat Daud memberikan kurban bakaran bagi Allah yang Maha Kuasa. Yang kemudian oleh Raja Salomo, mendirikan Bait Suci (Bait Allah Salomo) menggantikan Kemah Suci yang dijadikan ayah Salomo yakni Rada Daud.
Karena Daud tahu, di lokasi itu leluhurnya yakni Abraham membuat mesbah untuk mengurbankan domba sebagai ganti anaknya. Yang sampai sekarang ini diperingati oleh umat Islam di seluruh dunia dalam perayaan Idul Adha.
Sampai di jaman Yesus Kristus, umat Yahudi memberikan hewan kurban di atas mesbah buat Tuhan Allah. Sampai terakhir tahun 70 masehi ketika Bait Suci itu hancurnya tentara Romawi.
Bagi Yahudi, Kristen, dan Islam, kisah Idul Adha atau Idul Kurban ini sama-sama menceritakan soal ujian yang diberikan Tuhan kepada Abraham atau Ibrahim, yang dikenal sebagai Bapa dari segala orang beriman. Sehingga baik Yahudi, Kristen, dan Islam sama sama disebut agama Abrahamik atau Samawi.
Hanya saja, Islam dalam Al’Quran menyebut, anak yang akan dikorbankan itu yakni Ismail. Tetapi Yahudi dan Kristen sama dalam Kitab Taurat dan Perjanjian Lama, menulis yang dikorbankan itu Isak.
IDUL ADHA VERSI YAHUDI DAN KRISTEN
Berikut kisah Idul Adha versi Yahudi dan Kristen, dalam Alkitab
Kejadian 22:1-19 dengan judul perikop: Kepercayaan Abraham Diuji.
Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: “Abraham,” lalu sahutnya: “Ya, Tuhan.” Firman-Nya: ”Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan padamu.”
Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia perlahan memasanga menampungnya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang diberitahu Allah kepadanya.
Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangannya, nampaknya menuju tempat itu dari jauh. Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: ”Tinggallah kamu di sini dengan berkumpul ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, setelah itu kami kembali kepadamu.”
Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangan dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Lalu berkata lah Ishak kepada Abraham, ayahnya: ”Bapa.” Sahut Abraham : “Ya, anakku.” Tanyalah ia: ”Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di mana anak domba untuk korban bakaran itu?” Sahut Abraham: ”Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.”
Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnya lah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.
Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berseru lah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: ”Abraham, Abraham.” Sahutnya: ”Ya, Tuhan.”
Lalu Ia berfirman: ”Jangan bunuh anak itu dan jangan kau apa-apakan dia, sebab telah Ku Ketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.”
Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
Dan Abraham menamai tempat itu: ”TUHAN menyediakan”; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: ”Di atas gunung TUHAN, akan disediakan.” Untuk kedua kalinya berseru lah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham, kata-Nya: ”Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri – demikianlah firman TUHAN –: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.
Oleh keturunanmu lah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.” Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba; dan Abraham tinggal di Bersyeba.
IDUL ADHA VERSI ISLAM
Sejarah Idul Adha berawal dari kisah Nabi Ibrahim yang diperintahkan Allah SWT menyembelih anaknya, Nabi Ismail.
Dikisahkan, awalnya Nabi Ibrahim tidak memiliki anak. Ia pun meminta kepada Allah SWT agar diberikan anak yang saleh.
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh,” kata Nabi Ibrahim seperti dalam QS Ash-Shaffat ayat 100.
Doa Nabi Ibrahim oleh Allah SWT dikabulkan. Ia memiliki karunia anak yang saleh dan sangat sabar bernama Nabi Ismail.
Saat Nabi Ismail beranjak remaja, Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah SWT lewat mimpi untuk menyembelih anaknya.
“Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” kata Nabi Ibrahim sebagaimana dikutip dari QS Ash-Shaffat ayat 102.
“Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu, Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar,” jawab Nabi Ismail.
Nabi Ibrahim membaringkan Nabi Ismail. Ia pun bersiap menyembelihnya anaknya sebagai perintah dari Allah SWT.
Ketika Nabi Ibrahim hendak menggerakkan pedangnya, Allah SWT menggantikan tubuh Nabi Ismail dengan seekor domba besar putih bersih dan tidak ada cacatnya.
وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ
Arab-latin: Wa fadainâhu bidzib-ḫin ‘adhîm.
Artinya: “Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS Ash-Saffat:107)
Kisah Nabi Ibrahim menyembelih anaknya yang bernama Nabi Ismail menjadi dasar ibadah kurban yang dilakukan pada hari raya Iduladha (10 Dzulhijjah) dan hari tasyrik (11-13 Dzulhijjah).
Menjalankan Idul Adha hukumnya sunah muakadah (sunah yang ditekankan). Hal tersebut ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadis yang diriwayatkan At-Tirmidzi dan Ibn Majah.
Penghimpun: iing chaiang