Aku Tak Ikut Zikir di Rumahmu
Oleh: Bumiara
Aku takkan datang,
meski tinta langit menulis undangan
Tangga rumahmu basah darah,
meski ditutup rapi oleh sajadah
Katanya rumah itu tempat ibadah,
tapi kini jadi panggung debat
bagi aktor sok suci
Dzikir pun berubah rupa,
jadi adu dalil
Sorak sorai gengsi,
berpedang bukan demi kebenaran
Melainkan demi citra
dan lapar akan pujian.
Dari sini kawan,
semuanya jelas terlihat
Rumahmu bergemuruh,
denting pedang saling beradu
Merasa paling suci
berseru paling keras
Aku sudah lupa rumusnya
mana yang Haq, mana yang batil?
Sebab kebenaran
mutlak milik-Nya
Sementara manusia,
hanya punya tafsir
Dia butuh panggung
agar terdengar lebih suci
dari yang lain.
—