BWSS-V Padang dan KJI Duduk Bersama, Bahas Pentingnya Keterbukaan Informasi Publik

Padang80 Dilihat

Padang, BanuaMinang.co.id Di bawah langit Padang yang cerah, di Balai Wilayah Sungai Sumatera V (BWSS-V), terjadi perjumpaan yang mengukir makna. Gedung yang berdiri kokoh di Jalan Khatib Sulaiman menjadi saksi pertemuan antara penjaga air dan pewarta kata. Pada 15 September 2025, sebuah kunjungan istimewa dari Dewan Pimpinan Pusat KJI, atau “Kolaborasi Jurnalis Indonesia”, disambut dengan hangat, bukan sekadar basa-basi, melainkan sebagai sebuah jalinan kemitraan.

 

Kehadiran Ketua Umum KJI, Andarizal, yang didampingi Mukhtisar, Ketua KJI Padang, diterima langsung oleh Rizki Wahyudi, pejabat tinggi yang wajahnya memancarkan ketenangan dan kesiapan. Di dalam ruang pertemuan yang hangat, di antara cangkir-cangkir kopi yang mengepulkan aroma, KJI tak hanya datang membawa kabar, melainkan juga sebentuk apresiasi tulus. Mereka memuji BWSS-V yang telah menjadi pahlawan tak terlihat, yang kerjanya bukan di panggung gemerlap, melainkan di balik layar perencanaan dan pembangunan yang menyentuh nadi kehidupan masyarakat.

 

BWSS-V, yang sejatinya adalah Balai Wilayah Sungai Sumatera V, adalah denyut jantung bagi pengelolaan sumber daya air. Mereka adalah para arsitek di balik aliran sungai, penjaga irigasi, dan perisai dari amukan air. Program-program mereka, mulai dari penataan sungai hingga pembangunan infrastruktur seperti jembatan dan bendungan, adalah untaian doa dan usaha untuk mencegah banjir dan menyuburkan lahan pertanian. “Mereka telah berkontribusi besar terhadap masyarakat,” ungkap Andarizal, dengan nada penuh hormat.

 

Namun, di tengah pujian itu, Andarizal menyelipkan sebuah catatan penting. Ia merindukan kembali sinergi yang pernah terjalin erat. Di era keterbukaan informasi, di mana setiap detak jantung pembangunan wajib diketahui publik, Andarizal mengingatkan akan pentingnya kolaborasi dengan media. “Masyarakat wajib tahu apa saja program atau proyek yang tengah mereka tangani,” katanya. Ia mencontohkan masa lalu, saat Dian Kamila menjabat Kepala BWSS-V, di mana kerja sama media terjalin mesra, baik dalam bentuk iklan maupun liputan khusus yang mengalirkan informasi seluas-luasnya.

 

Rizki Wahyudi, yang mendengarkan dengan saksama, menanggapi masukan itu bukan sebagai kritik, melainkan sebagai cerminan dan ajakan. Dalam paparannya, ia menegaskan bahwa media adalah mitra, bukan musuh. “Apa yang sudah disampaikan ini akan kita coba untuk menindaklanjuti,” janjinya. Kata-katanya bukan hanya janji di ujung bibir, melainkan komitmen untuk membuka gerbang informasi, agar aliran air dan aliran kata dapat bertemu, mengalir bersama, menyuburkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat. Pertemuan itu pun berakhir, menyisakan harapan akan babak baru di mana air dan narasi akan bersatu, menciptakan harmoni yang abadi bagi Sumatera Barat. (KJI)