SAIR NASEHAT ANAK PRAWAN
Disadur utuh dari karangan TJIONG KOENBIE (1915) dengan ejaan lama
Ini sair boeat peladjaran,
Anak prawan poenja atoeran;
Soepaja teringat dalem pikiran,
Aken mendjadi satoe pengadjaran.
Maka di toelis di dalem sair,
Soepaja diingat serta dipikir;
Beladjar masak biarlah mahir,
Prenta Iboe-Bapa djangan dipoengkir.
Djangan soeka pergi ka mana-mana,
Sebab melantjong tida bergoena;
Djangan pergi kasini djangan kasana,
Sebab nanti djadi dapet bintjana.
Biarlah radjin dalem roemah tangga,
Kita djangan soeka pergi menenangga;
Misti ingat dengan doega doega,
Djanganlah sampe toeroenin harga.
Beladjar soerat hal jang pertama,
Baik di sekolah baik di dalam roemah;
Kaloe radjin soedah sedikit lama,
Bisalah djadi prampoewan oetama.
Soerat itoe ada soewatoe barang,
Jang besar harganja di djaman sekarang,
Kaloe soerat kita tida taoe terang,
Tentoe dapat tjelaän orang.
Kaloe soerat soedah banjak mengarti,
Tentoe senang di hari nanti;
Tra bisa soerat tentoe saperti
Saorang gelo jang tra poenja hati.
Segala nasehat dan segala pepatah,
Misti ingat betoel sapatah-sapatah,
Kerna itoe ada Nabi poenja perintah,
Tida boleh di loepa, tida boleh di bantah.
Komoedian bladjar masak-masakan,
Jang patoet boeat Iboe-Bapa makan;
Djangan angoes kaloe goreng ikan.
Perabot roemah tangga djangan berantakan.
Biar mengarti bikin koewe-koewehan,
Aken boeat soegoeh-soegoehan;
Apa jang Iboe-Bapa dojan,
Maka peladjarkenlah sekalian.
Misti diïngat ini sair toeladan,
Anak prawan biar tace atoeran;
Biar sedap kaloe masak makanan,
Djangan asin dan ketawaran.
Misti ingat sair pesanan,
Sama peladjaran djangan pembosanan;
Masak-masakan djangan keasinan,
Djangan sampe tertjelah kiri dan kanan.
Djangan soeka manenangga dengan pertjoemah,
Kaloe tida dengan iboe bersama-sama;
Baiklah diam di dalem roemah,
Oeroes kerdjaän paling oetama.
Djangan pergi tempat jang djaoeh,
Tapi segala kerdja anak prawan misti taoe.
Dan piara badan djangan berbaoe,
Djangan sampe orang tiada maoe.
Lebih doeloe kaloe bangoen pagi,
Djangan bangoen lantas pergi;
Tjoetji moeka besoesoer gigi.
Komoedian perabotan diatoer lagi.
Abis mandi toekar pakean,
Bebena jang rapih atver sekalian;
Kaloe roemah kita bersi dapet poedjian,
Djangan seperti matjem roemah boewian.
Segala makanan jang Iboe-Bapa dojan,
Biar patoet tempo taro sadjian;
Serbet bersikenlah sekalian;
Djangan bekerdja boeat tamba loemajan.
Masak nasi, sajoer atawa kopi,
Misti sadjiken jang rapi-rapi,
Abis sadjian kita misti toetoepi,
Djangan kedjatoan tjitjak dan sawang api.
Kaloe soedah ada poenja mertoewa,
Djaga hati-hati djangan ketjiwa;
Maka biarlah kita mengarti samoewa,
Misti diinget pesanan pitoewa.
Hati-hati kaloe ada poenja ipar,
Djangan sampe peroetnja lapar.
Djangan bersoeami lelaki tjoepar,
Kesoedahannja lekas terlempar.
Misti ingat pesanan pitoewa,
Toeroet pengadjaran orang toewa-toewa;
Misti mengala sama siapa djoewa,
Depan mertoewa djangan tertawa.
Kaloe orang toewa ampoenja kata,
Djangan sekali soeka membantah,
Soepaja ija menaro tjinta,
Dikasih sajang kapada kita.
Kaloe orang toea poenja perentah,
Djangan sekali banjak tjerita,
Didepannja djangan mengangkat mata,
Djangan sampe lain orang boeat kata.
Kaloe kabetoelan ada tetamoe,
Kiongtjhioe hormat kelakoeanmoe;
Djangan sembarang tingka lakoemoe,
Djaga baik-baik atas dirimoe,
Tetamoe dateng misti dilihat.
Djangan bitjara jang djahat-djahat;
Djangan bersoewaralah moeloet kewat,
Toewa moeda misti dihormat.
Djangan bitjara sembarang-barang,
Tjela menjela itoe misti dilarang;
Bitjara baik di tempat terang,
Djangan soeka bitjarain resia orang.
Apa lagi dalem kondangan,
Djangan bitjara sembarang-barangan;
Paling banjak’ segala pantangan,
Pada laki-laki djangan berpandangan.
Sama laki-laki djangan berpandang mata.
Nanti orang tjela kapada kita,
Dalem kondangan djangan berbantah,
Sebab sedikit pandjang tjerita.
Biar baik tingka dan lakoe,
Djangan kasar dan djangan kakoe;
Sama temen-temen djangan angkoe,
Kaloe pegi-pegian misti saling akoe.
Sablonnja kamana-mana bersihken djari,
Bersihken djoega segala anggota sendiri,
Segala karesikan kita misti tjari,
Soepaja tida tertjela kanan dan kiri.
Kerdjaän kita misti kerd ain,
Djangan ditoenda tida di perdoeliïn;
Djangan moeka sadja kita opènin,
Kerdjaän jang perloe diloepa-loepain.
Djoega djangan rojalken oewang,
Djangan saperti ajer ditoewang;
Ingatlah, tjari doewit toelang meloewang,
Dari itoe djangan diboewang-boewang.
Djangan boewang doewit dipenontonan,
Misti inget kiri dan kanan;
Terlebi baik boewat beliken makanan,
Atawa taro boewat oewang simpenan.
Pesenan sair djangan diloepа,
Anak prawan djangan soeka bersoempa;
Djıkaloe ada perkara apa-apa,
Djangan blakangin iboe dan bapa.
Anak prawan djangan soeka djalan,
Djangan soeka manenangga bikin pangkalan ;
Djangan orang toewa boewat seselan,
Diam diroemah sekalipoen banjak kenalan.
Anak prawan djangan soeka djalan malam,
Baik diroemah doedoek berdiam;
Beladjar soerat serta menjoelam,
Tentoe terpoedji, tentoe teralam.
Anak prawan djangan pemalas,
Djangan sebagi orang tidoer poelas,
Bekerdja radjin serta ikelas,
Tentoe redjeki datang djadi pembalas.
Anak prawan djangan soeka berbaring,
Bangoen-bangoen kondenja miring;
Biar bersi kaloe tjoetji piring,
Priksa roemah tangga biar sering-sering.
Anak prawan djangan soeka berkawan,
Meroentoen-roentoen tida karoewan;
Djangan kira tiada ketahoewan,
Pengabisannja badan tertawan.
Anak prawan djangan soeka bengong:
Soeka denger tjerita terlongong-longong;
Sekalipoen kesel hati poen bingong,
Djangan doedoek bengong berdiri bengong.
Anak prawan misti taoe diri,
Segala kabaikan misti ditjari;
Moeka jang manis serta berseri,
Paling perloe dipladjari.
Anak prawan djangan sampe tertjela,
Djangan berdjahat djangan main gila-gila.
Kerna orang baik bisa dapat pahala,
Orang djahat gampang dapat bahala.
Anak prawan biar manis-manis,
Djangan bersoeara angker dan bengis;
Segala kerdja biar kelimis,
Piring glas djangan sampe baoenja amis.
Anak prawan biar soewara lemas,
Djangan sampe orang mendjadi gemas;
Sekalipoen banjak intan dan mas,
Ramboet di kepala radjin keramas.
Anak prawan biarlah ponga,
Boedi bahasa djangan satenga;
Kaloe soedah haroem seperti boenga,
Datang sang koembang tersanga-sanga.
Kita misti biar baik boedi,
Segala kerdja biarlah pande;
Dari ketjil sampe gede
Biar banjak sobat hande.
Hati-hati dari pada segala perkara,
Biar tage boedi bahasa manis soewara;
Djangan sedikit-sedikit kita bitjara,
Soedah lantas mendjadi tjidra.
Lagi poen segala roepa misti sabar,
Perkara orang lain djangan disebar;
Kaloe kita baik orang dapat kabar,
Nistjaja lekas ada jang lamar.
Djangan perdoeli tjerita orang,
Asal kita sendiri mendapat terang;
Kebanjakan prawan zaman sekarang,
Apa kerdjanja tida terlarang.
Kaloe begitoe djadi sangat katjiwa,
Misti ingat pesan pitoewa;
Biar terang sama orang toewa,
Djangan sampe djadi roesak samoewa.
Maka itoelah patoet misti di ingat,
Soepaja hidoep boleh slamat;
Dapet pengadjaran berapa rachmat,
Djanganlah kita bekerdja djahat.
Iboe-bapa sajang pada kita,
Djanganlah kita soeka berbanta;
Djangan salahken kata sapata,
Wadjib dihormat samata-mata.
Orang toea jang kasih pengadjaran,
Soepaja anaknja taoe atoeran;
Pesenannja djangan bikin kapiran,
Misti diingat dalem pikiran.
Di bawah ini baik saja ingatken,
Pesenan ini djangan loepaken,
Boeat kita menjelah itoelah boekan,
Hanja disair ini dinasehatken.
Djangan mendjadi prempoewan bebal,
Melihat dia terlaloe sebal,
Adat dan lakoe terlaloe tebal,
Hingga sebagi trasi dan sambal.
Dari sebab ija tida mengarti,
Tambahan lagi koerang teliti ;
Iboe-bapa tida dihormati,
Orang bagitoe tra poenja boedi pekerti.
Kaloe toeroet segala pengadjar,
Itoelah prampoewan djadi penawar;
Harganja tida dapat ditawar,
Baoenja haroem sebagi boenga mawar,
Kaloe tıda toeroet ini nasehat,
Sampe toewa masih soeka djahat.
Adat dan tingkah tida pantas dilihat,
Pengabisannja ditjela: tra taoe hadat.
Prampoewan bagitoe sangat berbisa,
Langgar perintah Toehan jang maha koewasa,
Segala perkara tida soeka periksa,
Achir-achir ikoet lain bangsa.
Iboe-bapa dibrinja salah,
Pada hal dia tiada ikoet dari bermoela,
Dikasih peladjaran segala-gala,
Tida ditoeroetnja mendjadi bahala.
Masih ketjil orang toewa peliharaken,
Kasih sekola Iboe-bapa ongkosken,
Segala peladjaranlah ditoendjoeken,
Besarnja dia tida soeka toeroetken.
Lebih dia soeka jang tida karoewan,
Dikasi pengadjaran ia melawan,
Rantan-roentoen berkawan-kawan,
Itoe kasoekaännja dan kemaoewan.
Jang tida keroewan itoe dia soeka,
Padahal matanja tida dia boeka;
Adat dan lakoe sebagi tjoeka,
Itoe oentoengnja orang tjilaka.
Bisanja sadja berkata: masa,
Jang soedah-soedah dia tida merasa,
Tida ingat Iboe-bapa poenja soesa,
Kira dirinja soedah dewasa.
Ikoet lain bangsa dikata soedah oentoengnja,
Tida taoe itoe ada kesalahannja;
Tida toeroet segala pengadjaran goeroenja,
Hingga brani lawan Iboe-bapanja.
Kabanjakan jang soedah-soedah,
Apa lagi jang ikoet bangsa Ollanda,
lboe-bapanja tida sekali dipandang endah,
Tingkanja sendiri tida maoe merendah.
Mendjadi njai disangka moelja,
Disangka besar pangkatnja doenia;
Iboe-bapanja disia-sia,
Sebab pikiran soedalah djaja.
Saorang tida jang ditakoetin,
Iboe-bapanja tida dihormatin;
Dateng orang toeanja dia lihatin,
Tida ditegor dan dideketin.
Padahal Iboe bapa jang peliharaken,
Dari ketjil dikasih makan,
Soedah besar tida diëndahken,
Tida sekali maoe diperdoeliken.
Soedah berselop moeka berbedak,
Djalannja eilok bertindak-tindak;
Orang toeanja diboewat boedak,
Sangat doerhaka mendjadi anak.
Soeda berkaloeng lagi bergelang,
Tjahaja moekanja dibikin tjemerlang;
Disangka dia prampoean terbilang,
Tida taoe ada sebagi prampoewan djalang.
Bertjintjin permata bergelang mas,
Lenggangnja diboeat terlaloe lemas:
Iboe-bapa sendiri dia gemas,
Takoet hartanja Iboe-bapa rampas,
Soedah berpenitie bertoesoek konde,
Tida maoe kenal sobat hande;
Koerang makan barang digade,
Achirnja djoega mendjadi tjade.
Apa lagi ada riboe dan laksa,
Tida ingat kepada bangsa;
Djikaloe dateng soeatoe masa,
Soedah dilepas baroe merasa.
Berkain songket berbadjoe soetra,
Lantas bahasanja ditoekar sigra,
Tida ingat pada sanak soedara,
Iboe-bapanja dateng dia mara-mara.
Maski segala kerdja dia tida goena,
Melinken djadi piaraän orang di mana-mana,
Bisanja tjoemah djalan sini dan sana,
Djalannja tida melihat tana,
Dari sebab ia sangat pemalas.
Lebi baik ija doedoek kerosi-malas;
Dia boleh senang tidoer poelas,
Boedi Iboe-bapa loepa dibalas.
Catatan redaksi:
- Bersambung ke jilid 2
- Sair ini disadur utuh dari karangan Tjiong Koenbie buku ini adalah cetakan ketiga yang dicetak dan dijual Drukkerij TJIONG KOEN BIE PINTOE BESAR-BATAVIAJIONG KOENBIE pada tahun 1915.
