Salawat Dulang 

Ditulis oleh Fahresa Jufrina 

Salawat Dulang 

Ditulis oleh Fahresa Jufrina 

Mahasiswa Universitas Andalas, Jurusan Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya 

 

Minangkabau merupakan sebuah wilayah yang memiliki begitu banyak ragam tradisi. Keunikan-keunikan yang dimiliki Minangkabau cukup dikenal masyarakat luas. Kekentalan budayanya masih terlihat di beberapa daerah untuk sekarang ini Salah satu tradisi yang masih ada hingga saat sekarang ini ialah tradisi salawat dulang. Salawat dulang merupakan salah satu bentuk perpaduan antara permainan musik tradisional yaitu dulang dan pengaruh agama Islam pada masa dulunya yaitu Sholawat. Pengaruh dan permainan musik tradisional tadi disajikan menjadi sebuah tradisi yang saat sekarang ini masih kerap hadir pada lingkungan masyarakat. Kehadiran salawat dulang sangat dinanti-nanti semua kalangan baik anak-anak hingga orang dewasa.

 

Penyebaran salawat dulang pada masa dahulunya berbentuk lisan yang mana penyebarannya hanya berbentuk kata atau ucapan tanpa adanya bentuk tulisan sehingga tidak adanya bukti-bukti peninggalannya. Hal tadi juga menjadi masalah pada beberapa wilayah di Minangkabau yang mana salawat dulang hanya eksis pada beberapa wilayah saja untuk sekarang ini. Pada dasarnya pembagian wilayah di Minangkabau terbagi menjadi tiga yaitu wilayah darek atau darat, wilayah pasisia atau pesisir dan wilayah rantau.

 

Wilayah darek di Minangkabau terletak di daerah pegunungan yang dikenal dengan bukit barisan. Wilayah darek juga dianggap sebagai daerah asal dan juga pusat dari adat-adat di Minangkabau. Wilayah darek terbagi menjadi tiga wilayah berupa luhak tanah datar yang dianggap sebagai luhak tertua, luhak agam dan luhak limo puluh koto.

 

Wilayah pasisia merupakan wilayah di Minangkabau yang mana geografis dari wilayah ini berupa perbukitan dan berbatas langsung dengan samudra Hindia. Wilayah ini juga dijadikan sebagai wilayah penting di Minangkabau pada masa penjajahan. Wilayah pasisia ini ialah Padang dan Pariaman. Pada wilayah ini salawat dulang.

 

Wilayah rantau merupakan wilayah yang berada di luar dua daerah sebelumnya. Wilayah rantau kerap dijadikan orang minang sebagai tempat mencari penghidupan. Di wilayah rantau biasanya salawat dulang ditampilkan pada kegiatan berupa silaturahmi sesama orang Minang yang berada di rantau hingga acara reunian. Hanya saja bentuk penampilan salawat dulang di rantau dengan wilayah darek dan pasisia berbeda. Pada wilayah darek salawat dulang hanya ditampilkan sedikit karena salawat dulang di rantau hanya bertujuan sebagai upaya mengenang dan pelepas rindu para perantau.

 

Sejarah salawat dulang terbagi menjadi beberapa versi yaitu: 

 

Pada awalnya salawat dulang dikembangkan oleh seorang syekh yang bernama syekh Burhannudin dan menetap di Pariaman. Ketika hendak menyampaikan dakwah beliau termotivasi dengan sebuah kesenian Aceh yang digunakan sebagai sarana penyampaian dakwah. Talam dan dubalang merupakan alat yang digunakan syekh dalam mendendangkan syair.

 

Informasi lain juga mengatakan bahwa salawat dulang berasal dari daerah darek yaitu luhak tanah datar yang dikembangkan oleh sebuah kelompok tarekat syatariah dan menjadi penyebab salawat dulang banyak berisi tasawuf.

 

Pertunjukan salawat dulang biasanya kerap diadakan pada hari-hari tertentu seperti memperingati maulid Nabi Muhammad SAW, Nuzul Quran, IzraMikraj dan juga dalam memperingati tahun baru Hijriah. Penampilan salawat dulag biasanya dimulai setelah salat isya yaitu pukul 21.00 WIB hingga menjelang sholat shubuh. Selawat dulang tak hanya ditampilkan pada kegiatan sebelumnya bahkan salawat dulang juga sering ditampilkan pada acara alek nagari. Alek nagari merupakan sebuah bentuk kegiatan yang diadakan sebuah nagari sebagai upaya pengumpulan dana untuk pembangunan nagari.

 

Penampilan salawat dulang ditampilkan pada mesjid-mesjid dan juga surau-surau. Biasanya tukang salawat akan duduk di sebuah paleh-paleh yang dibentuk menyerupai panggung kecil. Pale pale yang disediakan akan diduduki oleh dua group atau kelompok. Setiap kelompok beranggotakan empat orang dengan dua orang padendang yang biasa dikenal sebagai sopir dan stokar atau istilah lain induk dan anak.

 

Terdapat sistem yang tercipta jika ingin menonton pertunjukan salawat dulang ini. Biasanya jika salawat dulang ditampilkan di dalam mesjid atau surau para penonton laki-laki akan berada pada barisan depan menghadap pale-pale sementara perempuan berada pada barisan paling belakang. Pale-pale akan diletakkan pada bagian depan dan menghadap kepada penonton. Sementara jika salawat dulang ditampilkan pada lapangan mesjid atau surau para penonton akan dibagi menjadi dua. Pada sisi kiri diisi oleh penonton laki-laki dan sisi kanan diisi oleh penonton perempuan sedangkan pale pale akan berada pada bagian depan dan menghadap kepada penoton.

 

Panitia dalam persiapan pertunjukan salawat dulang ini biasanya ialah laki-laki dan perempuan. Laki-laki bertugas untuk menghias dan melakukan persiapan acara serta penyambutan kepada tukang salawat. Sementara para perempuan akan sibuk memasak. Masakan yang dimasak akan dilelang pada acara salawat dulang. Tujuan dari pelelangan ialah sebagai salah satu bentuk pengumpulan dana untuk nagari dan juga untuk menutupi semua pengeluaran. Makanan yang kerap ditampilkan pada pelelangan dapat berupa kue-kue dan juga ayam panggang.

 

Tukang salawat yang di undang biasanya disambut oleh laki-laki yang bertugas sebagai panitia, ninik mamak bahkan orang-orang terpandang pada nagari tersebut. Sebelum tampil tukang salawat akan disajikan makanan. Biasanya tukang salawat yang akan tampil akan berpakaian rapi dan sopan seperti mengenakan baju kemeja, celana bahan longgar dan juga peci. Tukang dendang biasanya juga akan mengenakan baju senada dan menggunakan kain untuk penumpu dulang yang berguna agar kaki tukang dulang tidak sakit di himpit dulang. Pada penampilannya tukang dulang yang telah berbentuk grup atau kelompok akan tampil dengan cara bergantian. Setiap penampilan biasanya berdurasi 30 menit bahkan lebih dari 1 jam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *