Bukittinggi, Banuaminang.co.id — Kembali Dinas Pertanian dan Pangan Kita Bukittinggi torehkan prestasi, mengapa tidak? Hal ini dibuktikan dengan telah lima kalinya anggota dari dinas Pertanian dan Pangan Kita Bukittinggi menjadi JULEHA (Juru Sembelih Halal) untuk pemotongan hewan kurban presiden Republik Indonesia.
Sang JULEHA tersebut bernama Doni Agus Putra bergelar adat Sutan Panduko dan bersuku Tanjuang. Usia beliau 43 tahun. Pria kelahiran bulan Agustus tahun 1981 ini, telah mengantongi berbagai sertifikat terkait pemotongan hewan, baik tingkat lokal maupun Nasional. Setidaknya ada 7 sertifikat yang beliau peroleh terkait JULEHA ini.
Kadis Pertanian dan Pangan kota Bukittinggi saat dimintai konfirmasinya melalui WhatsApp hari ini Jum’at (21/6) menyatakan, “Beliau adalah salah satu dari 3 orang Juleha yang melaksanakan penyembelihan di UPTD RPH Kota Bukittinggi. Beliau merupakan koordinator Juleha yang ditunjuk oleh Kepala UPTD untuk mengkoordinir semua Juleha yang ada di UPTD RPH dengan harapan pelaksanaan pemotongan ternak di UPTD RPH dapat berjalan efektif.” Ungkap Drs. Hendry, ME.
Sebelumnya di siaran DPP yang publish hari Khamis (20/6) menyatakan “Kota Bukittinggi patut berbangga, untuk ke-5 kalinya JULEHA/ Juru Sembelih Halal Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bukittinggi DONI AGUS PUTRA (berpredikat lulus uji kompetisi Juleha Nasional) diminta untuk melaksanakan Pemotongan Sapi Kurban Presiden Joko Widodo, didampingi petugas UPTD Rumah Potong Hewan Ruminansia (RPH- R) Kota Bukittinggi, pada Senin 17 Juni 2024/10 Dzulhijjah1445 H di Mesjid Raya Sumatera Barat Kota Padang.” Tulis siaran resmi tersebut.
Doni Agus Putra. St. Panduko tidak menampik hal tersebut, saat diwawancarai melalui telepon hari ini Jum’at (21/6).
“Memang betul, sudah lima kali kita dipanggil setiap tahunnya untuk memotong hewan kurban dari Presiden RI Jokowi.” Ungkapnya.
Tapi pada tahun 2021 pas sedang marak-maraknya covid-19, satu undangan tidak kita hadiri. Hanya 4 hewan kurban Presiden Jokowi yang kita sembelih yaitunya 3 di Mesjid Raya Padang dan satu di Malampah Kabupaten Pasaman, terangnya.
“Berbagai perasaan berkecamuk sebelumnya antara bangga, grogi dan semangat. Karena hewan kurban tersebut adalah kepunyaan orang nomor satu di negara ini. Tapi Alhamdulillah pekerjaan tersebut insyaallah sempurna menurut aturan yang berlaku.” Tutup Sutan Panduko.
(iing chaiang)