Arosuka, BanuaMinang.co.id -– Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, akhirnya turun di sebagian wilayah Kabupaten Solok Sumatera Barat, setelah dilakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Jumat (25/07/2025).
OMC ini dilakukan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) serta kekeringan yang melanda daerah Sumbar dalam dua bulan terakhir.
Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau Desindra Dedi kurniawan, OMC akan dilaksanakan selama 5 hari ke depan. “OMC ini akan difokuskan pada Kabupaten Solok dan Kabupaten Lima Puluh Kota, yang sebelumnya telah menetapkan status tanggap darurat Karhutla,” ucapnya.
Upaya ini tidak terlepas dari langkah Bupati Solok Jon Firman Pandu yang mendatangi kantor BNPB di Jakarta. Hal ini merupakan upaya pemda untuk berkoordinasi dengan pusat maupun BPBD Propinsi Sumbar.
Dalam pertemuan tersebut, Bupati menyampaikan kondisi darurat karhutla dan kekeringan yang mengganggu ketersediaan air bersih, serta mengancam sektor pertanian di Kabupaten Solok.
Menindaklanjuti hal tersebut, dan berkat koordinasi antara pemerintah pusat dan juga pemerintah propinsi, maka digelar operasi modifikasi cuaca di wilayah Sumatera Barat.
Menurut data BMKG, Kabupaten Solok dan Kabupaten Limapuluh Kota menjadi prioritas utama karena intensitas kekeringan yang tinggi dan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Bupati Solok meninjau langsung pelaksanaan OMC di Posko Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang. Di lokasi tersebut, Ia melihat proses persiapan dan pelaksanaan penyemaian awan yang telah diidentifikasi sebelumnya, dengan menabur garam (NaCl) dari udara untuk memicu terjadinya hujan.
“Alhamdulillah, hujan sudah turun di wilayah kita. Ini sangat membantu petani dan masyarakat,” kata Jon Firman Pandu, Sabtu (26/07/2025).
Kabupaten Solok sebelumnya menetapkan status Tanggap Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) setelah mengalami musim kering ekstrem selama lebih dari 60 hari. Dampak kekeringan dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama di sektor pertanian dan ketersediaan air bersih.
Turunnya hujan pada Jumat (25/07/2025) disambut gembira oleh masyarakat. Selain mengisi kembali sumber air, hujan diharapkan dapat menekan risiko kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau panjang.
Pemerintah Kabupaten Solok memastikan pemantauan cuaca akan terus dilakukan dan siap berkoordinasi kembali dengan BNPB dan BMKG jika diperlukan.
Keberhasilan operasi ini menunjukkan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan pusat dalam mengatasi dampak bencana alam.
(Diskominfo)