Peran dan Tanggung Jawab Laki-Laki di Minangkabau

Penulis: Nelia Agustin Mahasiswa Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Peran dan Tanggung Jawab Laki-Laki di Minangkabau

Penulis: Nelia Agustin

Mahasiswa Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

 

Minangkabau merupakan desa yang bertempat tepatnya di kawasan Kecamatan Sungayang, Tanah Datar, Sumatera Barat. Nama Minangkabau berasal dari kata Minang yang artinya menang dan kabau yang artinya kerbau, dimana nama ini diambil dari bangganya atas kemenangan pacu kerbau kecil dengan kerbau besar orang luar. Orang-orang juga akrab menyebutnya dengan orang Padang karena merujuk pada nama ibukota Sumatera Barat. Minangkabau juga terkenal dengan berbagai adat budaya dan kaya akan seni, tradisi, hingga masakannya yang tidak miskin bumbu (rendang, nasi padang, dan lain-lain).

 

Masyarakat Minangkabau dipenuhi oleh adat istiadat dan kebudayaan-kebudayaannya, masyarakat Minangkabau juga dikenal menganut sistem kekerabatan Matrilineal, Matri (ibu) dan Lineal (garis), dapat diartikan Matrineal adalah garis keturunan dari ibu. Dalam hal ini perempuan selalu dimuliakan oleh laki-laki. Dan tentunya laki-laki sangat berperan penting dalam Minangkabau, baik dari tata segi suku, kerabat, dan kedudukannya.

 

Laki-laki sangat berperan penting dalam sistem matrilineal Minangkabau. Seorang laki-laki di Minang mulai diajarkan ketika ia masih menjadi kemenakan yang mejadi bimbingan oleh saudara laki-laki sukunya atau akrab disebut juga dengan mamak. Sebagai seorang yang masih menjadi bimbingan, mestinya dia akan patuh dan tunduk dengan aturan yang diberikan. Laki-laki bukan hanya berperan dalam suku dan kaumnya saja namun ia juga dituntut untuk berperan dalam keluarga istri dan anak-anaknya, contohnya sebagai panghulu, urang sumando, sebagai anak, sebagai mamak dan lain-lain.

 

Setiap laki-laki di Minangkabau memiliki peran dan kedudukan,yaitu sebagai mamak di keluarga orang tuanya dan sebagai urang sumando di keluarga istrinya. Lelaki juga ditugaskan untuk memberikan bantuan ekonomi kepada keluarga (ayah ibu, sanak saudara, dan kemenakannya baik itu dalam nafkah batin maupun materi. Didalam sistem Minangkabau, laki-laki bukanlah kepala rumah tangga atau pengambil keputusan utama. Sebaliknya, perempuan tertua, yang dikenal sebagai “Bundo Kanduang”, pemegang otoritas dan pengaruh penting dalam keluarga.

 

Peranan utama laki-laki Minangkabau adalah sebagai seorang pemimpin marga atau “Penghulu”. Sebagai penghulu, laki-laki bertanggung jawab mewakili kepentingan keluarga dan marga matrilineal dalam urusan publik, negosiasi, dan penyelesaian perselisihan. Ia bertindak sebagai penasehat dan mediator dalam masyarakat. Laki-laki juga diharapkan sukses dalam berbagai bidang seperti profesional atau kewirausahaan dan lainnya, karena ia juga bertanggung jawab memberikan dukungan keuangan kepada keluarga besar matrilineal mereka dan juga diharapkan dapat menjunjung tinggi kehormatan dan nama baik keluarga di tengah pantauan masyarakat banyak.

 

Selain itu laki-laki Minangkabau menjalankan peran pendukung, membantu istri dan ibu mereka dalam tugas-tugas rumah tangga dan mengasuh anak, sementara perempuan mempunyai tanggung jawab utama dalam pengelolaan rumah tangga. Berdasarkan struktur sosial, Minangkabau sangat menghargai peran dan tanggung jawab laki-laki dengan keseimbangan kekuasaan maupun pengaruh yang unik dalam sistem matrilineal. Setiap laki-laki di Minangkabau memiliki peran dan kedudukan, yaitu sebagai mamak di keluarga orang tuanya dan sebagai urang sumando di keluarga istrinya. Lelaki juga ditugaskan untuk memberikan bantuan ekonomi kepada keluarga (ayah ibu,sanak saudara, dan kemenakannya baik itu dalam nafkah batin maupun materi.

 

1. Peran Sebagai Penghulu.

Lelaki minang akan dihadapkan menjadi penghulu ketika ia sudah bisa melaksanakan semua tanggung jawabnya dalam keluarga dan masyarakat, dan memiliki jiwa seorang pemimpin. Penghulu merupakan pemimpin bagi suatu kaumnya, seseorang yang dapat menjadi penghulu adalah ketika ia terpilih oleh kaumnya untuk bertanggungjawab dan mendapatkan gelar sebagai penghulu. Penghulu merupakan pemimpin bagi suatu kaumnya, seseorang yang dapat menjadi penghulu adalah ketika ia terpilih oleh kaumnya untuk bertanggungjawab dan mendapatkan gelar sebagai penghulu.

Ketika seorang laki-laki Minang terpilih menjadi penghulu, maka tanggungjawab yang dihadapinya bukan hanya sebatas keluarga, tetapi sudah mencangkup suatu kaum dalam masyarakat. Terpilihnya seseorang untuk menjadi penghulu adalah ketika dia sudah siap lahir dan batin, sudah matang dalam hal agama, adat, dan umur. Penghulu Minang haruslah orang yang sangat mengerti tentang adat yang ada di daerah Minangkabau, ia haruslah orang yang kenal akan sopan-santun dalam bertingkah laku, berwibawa serta bijaksana. Karena jika seorang yang terpilih menjadi penghulu tidak mengerti dengan adat budaya yang ada di Minangkabau, maka akan hancurlah suatu kaum yang dipimpinnya. Maka dari itu setiap laki-laki minang yang akan menjadi Penghulu, maka ia harus menghadapi proses dan tanggungjawab yang sangat panjang dan untuk menjadi seorang penghulu ini tidak akan bisa sembarangan orang, hanya orang-orang terpilih oleh kaumnya yang akan mendapat gelar “Penghulu”.

 

2. Peran Sebagai Anak.

Laki-laki Minang harus patuh dan selalu berbakti kepada kedua orang tuanya tapi juga bertanggung jawab atas keluarganya, seperti sudah banyak dijelaskan bahwa laki-laki tetap menjadi milik ibunya walaupun ia sudah memiliki istri dan anak (tanggung jawab lain). Memberikan nafkah sedikit kepada orang tuanya walaupun hanya sedikit, dan mampu merawat ibu ayahnya ketika ia sudah sakit-sakitan.

 

3. Peran Sebagai Mamak.

Mamak merupakan saudara laki-laki dari ibu, atau saudara sapasukuan, sedangkan kemenakan yaitu sebutan yang diberikan kepada anak dari saudara perempuan ibu. Mamak berperan sebagai pemimpin dan tempat belajar bagi anak kemenakannya. Sesuai dengan pepatah minang yang mengatakan “Anak dipangku, kamanakan dibimbiang” yang berarti anak digendong kemenakan dibimbing. Mamak berperan dan bertanggung jawab untuk memberikan ilmu tentang adat-istiadat budaya yang ada di Minangkabau dan mendidik anak kemenakannya agar bisa menjaga tingkah lakunya atau dalam artian Mamak menjadi tauladan yang baik bagi anak kemenakannya.

 

Mamak bertanggung jawab untuk memberikan ilmu tentang adat-istiadat budaya yang ada di Minangkabau dan mendidik anak kemenakannya agar bisa menjaga tingkah lakunya atau dalam artian Mamak menjadi tauladan yang baik bagi anak kemenakannya. Selain itu, mamak bertanggungjawab dalam hal materi dalam artian dapat membantu biaya anak kemenakannya dalam hal pendidikan, dan lain lain. Mamak juga yang akan berperan serta memutuskan apakah layak seorang laki-laki tersebut untuk menikahi kemenakan perempuannya dan juga memutuskan siapa yang pantas untuk menjadi istri bagi kemenakan laki-lakinya.

 

4. Peran Sebagai Kemanakan.

Laki-laki juga berperan penting sebagai kemanakan. Kemenakan adalah sebutan dalam sistem kekerabatan yang merujuk pada anak dari saudara kandung. Kemenakan adalah sebutan dalam hubungan/sistem kekerabatan yang merujuk pada anak dari saudara kandung. Kemanakan laki-laki ataupun perempuan akan sama-sama dibutuhkan dalam keluarga di Minangkabau. Kemenakan laki-laki akan berperan sebagai mamak dalam keluarga serta membantu kaum dalam urusan keluarga. Sedangkan untuk peran kemenakan perempuan, mereka berperan sebagai calon ibu atau calon Bundo Kanduang dan penerus harta pusaka Minangkabau.

 

5. Peran Sebagai Suami dan Ayah.

Jika seorang laki-laki sudah mempunyai istri maka ia harus bertanggung jawab untuk keluarga kecilnya juga, untuk menafkahi baik dari nafkah batin maupun materi serta membimbingnya kejalan yang baik. Kewajiban suami terhadap isteri yakni dari mulai memberikan mahar kawin, nafkah yang layak sesuai kemampuan, pakaian dan Tempat Tinggal, menggauli istri secara makruf (baik), menjaga istri dari dosa, memberikan cinta dan kasih sayang. Pelindung Keluarga. Seorang ayah perlu mengambil peran sebagai pelindung keluarga, sedang kan menjadi seorang ayah ia harus dapat memberikan berbagai contoh baik bagi anak, memberikan rasa aman, terutama pada kesehariannya saat di rumah, menjadi pendengar dan motivator yang baik, dan mampu memberikan saran, serta dapat memberikan aturan sewajarnya kepada anak.

 

Dan masih banyak lagi peran dan tanggung jawab yang harus dilakukan.

 

Penulis: Nelia Agustin

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *