Masyarakat “Bakuhampeh” Goro Bendungan Terdampak Bencana, Camat Banuhampu Tidak Pernah Menampakan “Puncak Hidung”

Agam465 Dilihat

Agam, Banuaminang.co.id Disetiap bencana yang menelan korban harta dan jiwa, semua pihak langsung “bahambauan” memperlihatkan kepedulian,tanpa memandang wilayah, suku maupun agama.

 

Kepedulian sebagai wujud kebersamaan semua pihak tersebut, dapat dilihat dari bencana banjir bandang yang menimpa beberapa tempat di Sumbar beberapa waktu lalu.

 

Begitu juga bagi masyarakat di dua kecamatan, Banuhampu dan IV Koto, Agam. Mereka sudah tiga kali melakukan gotong royong bersama memperbaiki bendungan Muaro Durian, di nagari Padang Lua (bukan Sungai Tanang / red) yang runtuh akibat hantaman galodo bulan lalu.

 

Bendungan yang mengaliri sawah masyarakat di kedua kecamatan termasuk sebagian kota Bukittinggi, sangat berperan penting menghidupi para petani.

 

Sebelum bantuan pemerintah turun sebagaimana dijanjikan PSDA Sumbar, menurut Wali Nagari Ladang Laweh, David Erlangga dan Wali Nagari Padang Lua, Fauzi, pemerintahan nagari bersama lembaga swadaya seperti KSB didukung oleh tokoh masyarakat sepakat untuk melakukan goro yang kini sudah berlangsung untuk ketiga kalinya.

 

Namun dibalik “Bakuhampeh”nya masyarakat bergotongroyong, masyarakat menyayangkan camat Banuhampu Rdw belum pernah memperlihatkan “batang hiduang”nya.

 

Menurut sejumlah tokoh masyarakat Banuhampu khususnya, ketidakhadiran camat bisa ditafsirkan ketidakpeduliannya terhadap bencana yang menimpa warganya.

 

Bahkan sejumlah masyarakat menilai ketidakhadiran camat Banuhampu sudah keterlaluan. “Masa seorang camat, betapapun sibuknya, tidak menyempatkan datang ke lokasi goro ratusan masyarakat yang sudah bakuhampek mulai membersihkan bendungan sampai mengangkut material seperti batu kali dengan jarak sekitar 100 meter dengan tangan secara estafet.

 

Wali Nagari Ladang Laweh dan Padang Lua tidak menampik pertanyaan sekaligus kekecewaan masyarakat karena camat Banuhampu tidak pernah sekali pun ikut ke lapangan.

 

Pewarta: Hafnipon

Editor: icha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *