Langkah Kecil, Dampak Besar Lawan Stunting dari Rumah: Kolaborasi Dosen dan Mahasiswa Unand Gelar Edukasi Komprehensif di Dusun Baru Tapan

Langkah Kecil, Dampak Besar Lawan Stunting dari Rumah: Kolaborasi Dosen dan Mahasiswa Unand Gelar Edukasi Komprehensif di Dusun Baru Tapan

 

Tim dosen dan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas (Unand) menyelenggarakan penyuluhan kesehatan bertajuk “Langkah Kecil, Dampak Besar: Lawan Stunting dari Rumah” di Masjid Nurul Adha, Dusun Baru Tapan, Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan. Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (2/8/2025) ini merupakan bentuk pengabdian masyarakat yang diinisiasi mahasiswa KKN sebagai respons dari temuan 11 kasus stunting di dusun tersebut, sekaligus wujud komitmen UNAND dalam menerapkan tridharma perguruan tinggi.

 

Kegiatan ini menghadirkan dua pakar dari multidisiplin ilmu dan seorang mahasiswa untuk memberikan pendekatan komprehensif dalam pencegahan stunting. Acara dibuka dengan pemaparan dari Zul Azizir Rasyid, mahasiswa kedokteran Unand, yang menjelaskan hubungan mendasar antara kesehatan ibu hamil dan pencegahan stunting. “Asupan gizi yang adequate selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi kunci utama dalam mencegah gangguan pertumbuhan anak. Stunting bukan hanya soal tinggi badan, ini soal masa depan, potensi, dan harapan,” tegasnya di hadapan puluhan peserta yang didominasi ibu hamil dan keluarga yang memiliki balita.

 

Edukasi dilanjutkan oleh Yeffi Masnarivan, S.KM., M.Kes, dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Unand, yang memaparkan strategi sistematis pencegahan stunting. Dalam presentasinya, Yeffi tidak hanya menggunakan pendekatan ilmiah, tetapi juga menyisipkan nilai-nilai spiritual dengan mengutip Surat Luqman ayat 14 tentang perintah berbuat baik kepada orang tua, khususnya ibu.

 

Pemaparan menitikberatkan pada pemahaman mendalam tentang HPK. Masa kritis ini mencakup 270 hari selama kehamilan hingga 730 hari atau dua tahun pertama kehidupan anak. Yeffi menjelaskan bahwa stunting berpotensi menurunkan kecerdasan, menurunkan produktivitas saat dewasa, serta meningkatkan risiko penyakit kronis. Oleh karena itu, intervensi harus dimulai sejak dini, bahkan sejak masa sebelum kehamilan.

 

Beberapa poin penting yang disampaikan meliputi Inisiasi Menyusu Dini (IMD), pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama, MP-ASI sesuai usia, pemberian ASI lanjutan hingga dua tahun atau lebih, serta pengenalan “Standar Emas Makanan Bayi dan Anak”. Tim juga merekomendasikan penggunaan aplikasi berbasis Android “GiziAnakKu” sebagai panduan praktis pemantauan status gizi anak.

 

Aspek ketahanan pangan lokal diangkat oleh Nugraha Ramadhan, S.P., M.P, dosen Fakultas Pertanian Unand. “Daun kelor yang mudah tumbuh di pekarangan merupakan solusi gizi yang luar biasa. Kandungan zat besi, protein, dan vitaminnya sangat tinggi dan terbukti efektif untuk mencegah stunting pada anak,” jelasnya sembari memperagakan pembuatan pudding dan sayur bening dari daun kelor yang disambut antusias oleh para ibu.

 

Sebagai bentuk dukungan berkelanjutan untuk fasilitas kesehatan setempat, tim pengabdian masyarakat Unand juga menyerahkan bantuan seperangkat alat kesehatan kepada Puskesri Dusun Baru Tapan. Bantuan yang diserahkan secara simbolis kepada bidan desa tersebut berupa alat timbang bayi (baby scale) dan alat pengukur tinggi badan (stadiometer) untuk memantau status gizi balita secara lebih akurat, serta alat cek Kesehatan lainnya.

 

Kegiatan ini berhasil menarik antusiasme warga. “Kami sengaja mengundang seluruh elemen masyarakat karena stunting butuh penanganan kolaboratif,” kata perwakilan mahasiswa KKN Unand Dusun Baru Tapan. Tidak hanya ibu hamil, hadir pula pasangan baru menikah, keluarga dengan balita, petani, hingga tokoh masyarakat.

 

Ke depan, tim KKN Unand akan memantau secara berkala penerapan materi yang telah diberikan dan membantu masyarakat mengoptimalkan penggunaan aplikasi ‘GiziAnakKu’. Rencana tindak lanjut ini diharapkan dapat menekan angka stunting di dusun tersebut secara berkelanjutan.

 

Penyuluhan ini disambut antusias oleh masyarakat, terutama para ibu rumah tangga dan kader kesehatan. Kolaborasi dosen dan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian ini memperlihatkan sinergi nyata antara pendidikan tinggi dan masyarakat, membangun kesadaran kolektif akan pentingnya pemenuhan gizi sejak awal kehidupan demi generasi masa depan yang sehat dan cerdas.

 

Penulis:

Yeffi Masnarivan, S.KM., M.Kes.

Zul Azizir Rasyid

Yuza Ahmad Gumilang