Bukittinggi, Banuaminang.co.id — Terkait beredarnya video tiktok @tribunkaltim.co yang didalamnya ada pernyataan bahwa keluarga korban diduga dari Pekanbaru menyatakan adanya pungutan sebesar 3 juta kurang seratus ribu (2,9 juta/red) dan juga perkataan yang menyatakan bahwa ini kebijakan dari kepala pimpinan RSAM yang saya dengar, ucapnya dalam acara yang diduga wawancara live di salah satu media nasional.
Banuaminang.co.id hari ini Jum’at (8/12) menghubungi direktur rumah sakit Ahmad Muchtar Bukittinggi melalui media WhatsApp jam 17:03 Wib.
drg. Busril, MPH mengklarifikasi terhadap informasi seperti yang beredar didalam video tersebut.
“Biaya pengurusan jenazah korban erupsi Marapi, semua digratiskan dan dibantu sepenuhnya dari pemerintah Provinsi Sumbar sesuai arahan Gubernur,” terang Direktur Utama RSAM ini.
Direktur RSAM ini mengakui bahwa sebelumnya memang dipungut biaya pengurusan jenazah. Namun, setelah status tanggap bencana diberlakukan, semua biaya yang sempat dipungut dikembalikan. Karena semua biaya ditanggung Pemerintah Daerah Provinsi Sumbar, bebernya.
“Setelah Gubernur Sumbar Mahyeldi datang ke RSAM dan menetapkan status tanggap bencana, semua biaya korban ditanggung Pemerintah Provinsi Sumbar, termasuk korban dari Riau, baik yang luka-luka ataupun korban yang meninggal dunia,” lanjutnya.
Namun untuk keluarga korban yang meminta peti mati memang dikenakan biaya karena bukan termasuk pelayanan rumah sakit, tambah Busril.
Mengenai video yang beredar tersebut yaitunya pihak keluarga korban dari Riau, drg. Busril, MPH menyatakan “Korban dari Pekanbaru itu mengambil jenazah sebelum status tanggap bencana diberlakukan, sehingga awalnya kita pungut dulu biaya. Namun saat ini semua biaya yang kita pungut sudah kita kembalikan kepada pihak keluarga korban, karena sebelumnya kita telah meminta nomor kontak agar bisa dihubungi jika ada pengembalian biaya nantinya,” tutup Busril.
(iing chaiang)
Foto : Gabungan tangkapan layar dari Poto profil dan video.