Pesisir Selatan, BanuaMinang.co.id — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas (Unand) tahun 2025 di Nagari Dusun Baru Tapan, Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan, Kabupaten Pesisir Selatan, berkolaborasi dengan dosen pembimbing lapangan, Yeffi Masnarivan, SKM., M.Kes., dalam kegiatan penanggulangan stunting dan gizi buruk melalui peresmian Posko Gizi bertema “Tingkatkan Tumbuh Kembang Anak Bangsa Menuju Generasi Emas 2045.”
Kegiatan ini berlangsung di Puskesri Nagari Dusun Baru sebagai bagian dari program berkelanjutan pemerintah kecamatan untuk menekan angka stunting dan meningkatkan status gizi anak-anak serta ibu hamil di wilayah tersebut.
Acara dibuka secara resmi pada 15 Juli 2025 oleh Camat Kecamatan Tapan, Syamwil, S.STP., M.M.; Kepala Puskesmas Kecamatan Tapan, dr. Elfrina Mirna, M.K.M.; Wali Nagari Dusun Baru, Dedi Chandra; serta perangkat desa dan tenaga kesehatan setempat. Mahasiswa KKN Reguler II Unand turut berperan aktif dalam pelaksanaan program dan memberikan edukasi kepada masyarakat.
Stunting atau kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis masih menjadi persoalan serius di berbagai wilayah Indonesia. Meski berbagai program pemerintah telah dijalankan, data terbaru menunjukkan prevalensi stunting di sejumlah daerah belum menunjukkan penurunan signifikan. Kondisi ini menjadi ancaman nyata bagi kualitas sumber daya manusia, terutama dalam menyongsong visi Indonesia Emas 2045.
Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang dirilis Kementerian Kesehatan RI, tercatat sekitar 4,7 juta balita di Indonesia mengalami stunting. Jumlah ini menjadi alarm serius dalam upaya mencetak generasi sehat dan berkualitas.
Di Provinsi Sumatera Barat, berdasarkan data PPID Provinsi Sumbar dan SSGI, tercatat lebih dari 79.000 balita mengalami stunting hingga akhir 2023. Angka tersebut menempatkan provinsi ini sebagai salah satu daerah dengan beban stunting tertinggi di Indonesia. Sementara itu, laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan menunjukkan bahwa pada 2023 terdapat 2.314 balita yang mengalami stunting. Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, menjadikannya fokus utama dalam penanganan kesehatan anak.
Sebagai bentuk respons terhadap meningkatnya angka stunting, berbagai intervensi langsung kini dilakukan di tingkat kecamatan dan nagari. Salah satunya adalah pendirian Posko Gizi, yang difokuskan di wilayah terdampak guna menangani kasus stunting secara terarah dan terpadu. Berdasarkan data dari Puskesri Nagari Dusun Baru, kegiatan ini menyasar 11 anak dengan kondisi stunting dan 2 ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK). Menu makanan yang diberikan telah disusun sesuai standar gizi oleh pihak puskesmas.
Program ini juga melibatkan kader perempuan Nagari Dusun Baru yang bertugas mengelola dapur dan menyiapkan makanan setiap pagi sebagai bagian dari rutinitas Posko Gizi. Sebagai pelengkap program, mahasiswa KKN Unand juga membagikan makanan probiotik berupa yoghurt kepada anak-anak dan ibu hamil. Yoghurt yang diberikan mengandung bakteri baik (probiotik) yang berperan penting dalam menjaga kesehatan saluran cerna. Kesehatan pencernaan sangat menentukan keberhasilan penyerapan nutrisi, yang menjadi kunci dalam pencegahan stunting.
Selain probiotik, yoghurt juga mengandung protein dan kalsium yang tinggi, dua zat gizi penting dalam pertumbuhan tulang dan perkembangan anak. Sejumlah studi menunjukkan bahwa konsumsi yoghurt secara rutin dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh dan menurunkan risiko penyakit metabolik seperti diabetes melitus dan gangguan kardiovaskular di masa mendatang.
Selain itu, program ini turut melibatkan kader posyandu yang telah dilatih untuk memantau perkembangan anak secara rutin. Pemantauan berkala memungkinkan deteksi dini terhadap anak yang berisiko stunting atau kekurangan gizi, sehingga intervensi dapat diberikan secara tepat waktu. Keterlibatan kader lokal menjadi kunci keberhasilan karena mereka memahami kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat.
Program ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah nagari dan kecamatan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Posko Gizi diharapkan menjadi pusat layanan dan edukasi yang mampu menciptakan lingkungan kondusif bagi tumbuh kembang anak-anak yang sehat dan bebas stunting.
Ke depan, Posko Gizi ini akan terus dievaluasi dan disempurnakan agar dapat menjangkau lebih banyak anak dan ibu hamil yang membutuhkan. Keberlanjutan program diharapkan menjadi model percontohan bagi nagari-nagari lain di Kabupaten Pesisir Selatan. Sinergi antara pemerintah desa, puskesmas, kader posyandu, dan mahasiswa KKN Unand menjadi fondasi kuat dalam menekan angka stunting serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Penulis: Zul Azizir Rasyid Mahasiswa Program Studi Kedokteran dan Yuza Ahmad Gumilang Program Studi Kimia, Universitas Andalas