Focus Group Discussion Digelar oleh Bapelitbang Sumbar Di DLH Kota Bukittinggi 

Bukittinggi108 Dilihat

Bukittinggi, Banuaminang.co.id Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) mengenai optimalisasi peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah.

 

Kegiatan ini dihadiri oleh para pengelola bank sampah, pengelola rumah maggot, dan pengelola rumah kompos, serta dilaksanakan di aula kantor DLH Kota Bukittinggi, Jumat, 23 Agustus 2024.

 

Acara tersebut dibuka oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Barat, Drs. Youlius Honesty, M.Si, yang didampingi oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bukittinggi yang diwakili oleh Kepala Bidang Pengelolaan Sampah LB3PK, Asrar Fernando, S.Kom, M.Kom.

 

“Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mengolah sampah rumah tangga sehingga tidak menambah jumlah produksi sampah harian di Kota Bukittinggi yang kini mencapai lebih dari 100 ton per hari,” kata Asrar Fernando, S.Kom, M.Kom pada sesi diskusi.

 

Asrar menambahkan, DLH Kota Bukittinggi sangat mengapresiasi atas terlaksananya kegiatan tersebut.

 

“Gaya hidup masyarakat yang cenderung konsumtif membuat produksi sampah meningkat, termasuk di Bukittinggi. Kita berupaya mengurangi jumlah sampah itu dengan pengolahan yang sederhana,” ujar kepala Bapelitbang Sumbar, Drs. Youlius Honesty, M.Si.

 

Pengolahan sampah sederhana yang dibahas dalam FGD ini fokus pada sampah rumah tangga yang tergolong sampah organik. Sampah jenis ini dapat diolah menjadi pupuk melalui proses yang sederhana.

 

Salah satu solusi yang disampaikan oleh Asrar Fernando adalah penggunaan alat solar bio digester untuk membantu pengolahan sampah rumah tangga, sehingga beban sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat ditekan.

 

Dalam penjelasannya, Youlius juga menguraikan tentang kompos, yang merupakan hasil penguraian sisa organik. Kompos yang dihasilkan dengan baik dapat menyuburkan tanah dan membantu pertumbuhan tanaman. Lebih dari 50% permasalahan sampah dapat diselesaikan dengan mengompos di rumah.

 

Pengomposan yang baik ditandai dengan warna kompos yang tua atau hitam serta aroma yang menyerupai tanah. Kompos yang berkualitas tidak akan menimbulkan bau menyengat. Namun, terdapat beberapa jenis sampah organik yang sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam kompos karena dapat menyebabkan bau busuk dan mengundang belatung, yang akhirnya menurunkan kualitas kompos.

 

Untuk informasi lebih lanjut mengenai jenis-jenis sampah yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk pengomposan, serta jenis-jenis komposter yang dapat digunakan, masyarakat dapat melihat postingan berikutnya dari DLH Kota Bukittinggi. (alex)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *