DPD SWI Subulussalam Meminta Dua Provinsi, Harus Berkerjasama untuk Meminimalisir Rawannya Jalan Lintas Provinsi

ACEH39 Dilihat

Aceh, BanuaMinang.co.id Beberapa tahun belakangan ini jalan lintas Sumatera Aceh atau sebaliknya, sering mengalami kecelakaan terjun bebas sehingga beberapa nyawa sudah melayang, bahkan beberapa korban yang jatuh sebelumnya sampai saat ini belum di temukan, Sabtu 26/04/2025.

 

Suhendri, ketua Sekber Wartawan Indonesia (SWI) Subulussalam menyampaikan sudah saatnya pemerintah Provinsi Aceh dan Pemerintah Sumatera Utara harus segera ambil langkah untuk menanggani titik-titik rawan jalan lintas Sumatra yang sering memakan korban tersebut.

 

Ketua SWI kota Subulussalam menegaskan dan meminta segera kepada petinggi kedua Provinsi ini agar segera menangani permasalahan jalan lintas tersebut, yang sudah begitu banyak merenggut nyawa, jangan sempat ada lagi korban terjun terbebas selanjutnya, cukup sudah.

 

Gubernur Aceh dan gubernur Sumatera Utara harus gerak cepat berkerjasama mengatasi hal ini, saya yakin hal ini bukanlah hal yang sulit bagi kedua pimpinan tersebut, jika memang tidak memungkin kan kedua provinsi terkait anggaran minta langsung ke pusat ya itu ke Persiden Bapak H. prabowo Subianto.

 

Suhendri menambahkan serta menegaskan jangan sempat ada kendaraan terjun bebas selanjutnya, harus segera di tangani karna jalan lintas tersebut jantung kedua provinsi untuk perputaran ekonomi serta aktivitas lainya.

 

Jalan Nasional lintas Provinsi Aceh Sumatera ini, sangatlah banyak titik-titik rawan yang bisa merengut nyawa kapan saja terlebih bagi yang baru melintasi atau cuaca sedang tidak bersahabat, kedalaman jurangnya sebagian lebih 100 meter sehingga beberapa korban yang sudah jatuh sebelumnya sampai saat ini belum ditemukan.

 

Saat ini Jarak jurang dari aspal sebagian hanya berkisar +- 1 M dari bahu Jalan, Hal ini perlu gerak cepat kedua pemerintah Provinsi untuk mengatasi hal ini.

 

Perlu dipahami, jalan lintas ini menyimpan potensi bahaya yang tidak kecil. Buktinya kasus kecelakaan seperti saat ini bahkan kasus yang serupa hampir setiap tahun terjadi belakangan ini. Terkait hal tersebut, pagar pengaman jalan menjadi hal penting dalam meningkatkan keamanan dan keselamatan berkendara, serta meminimalisir terjadi kecelakaan.

 

Sebelumnya Masa kepemimpinan Almr. Merah Sakti, SH selaku walikota Subulussalam pada masanya, pernah jalin kerjasama dengan Bupati Pak-pak Barat, terkait kondisi jalan yang berlobang serta berlumpur pada masa itu, Alhamdulillah berjalan dengan baik kerjasamanya cepat, tepat sehingga masyarakat dengan mudah melintas seperti yang di rasakan saat ini. Begitu pula harapan dengan masalah pengaman jalan yang saat ini memprihatinkan, Suhendri yakin dua kepala provinsi itu mampu mengatasi itu jika menjalin kerja sama yang baik untuk masyarakat Indonesia.

 

Mengingat banyaknya potensi bahaya dan yang sudah terjadi, tentu pemerintah harus gerak cepat membuat pengaman jalan, apapun jenis pengaman itu baik ,Guardrail (rel pengaman), Concrète jersey barrier (penghalang béton), Wire rope (pagar kabel), Rolling Barrier (silinder putar) maupun bambu kuning atau bambu hias atau jenis bambu lainya yang sesuai dengan PH tanah tersebut untuk mengatasi itu.

 

Dari sekian banyak kecelakaan Maut yang terjadi di perbatasan Aceh-Sumut, Tempat Kejadian Perkara (TKP) rata-rata masuk Wilayah Pak-pak Bharat, Provinsi Sumatra Utara. Pun demikian jika naas tersebut terjadi tidak terlepas juga dengan Provinsi Aceh tepatnya dengan Kota Subulussalam. Karan kejadian seperti ini sudah pasti korban mengikuti Arus Lae Kombih Kota subulussalam Kecamatan Penanggalan oleh karna itu Provinsi Aceh tidak terlepas dalam hal ini.

 

Ironisnya, Kasus seperti ini selalu di anggap sepele, dengan bukti kurangnya pengaman jalan bahkan nyaris tidak ada, korban terus berjatuhan setiap tahun, jika pembatas jalan tersebut ada di programkan kami optimis ini dapat meminimalisir korban berikutnya, terlebih-lebih yang melintasi jalan nasional yang belum memahami medannya.

 

Suhendri mengatakan, prihatin dengan kelengkapan Tim Sat Gas SAR Kota Subulussalam tim kemanusian yang lain yang begitu memprihatinkan, tapi Suhen mengapresiasi semangat juang pencari kemanusian, mereka tetap semangat tampa lelah.

 

Terkhusus pemerintah Aceh juga perlu memperhatikan Tim Sat Gas SAR yang ada di Aceh terkusus Kota Subulussalam mengingat kekurangan kelengkapan SAR serta potensi Rawan musibah baik dari korban kendaraan mau pun musibah banjir musiman, Karna Kota Subulussalam di kelilingan Dataran sungai yang besar. (Sp)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *