Tomas : Hal ini Merusak Citra Kampung Kami.! Terkait Dugaan Kekerasan di MTSN 2 Kamang Hilia 

Agam7713 Dilihat

Agam, Banuaminang.co.id Kehadiran walinagari Kamang Hilia, tokoh masyarakat, Bhabinsa, Bhabinkamtibmas, Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dalduk KB P2PA) Agam, dan beberapa insan pers di sekolah MTSN 2 Agam yang beralamat di Nagari Kamang Hilia kecamatan Kamang Magek, menjadi perhatian warga sekitar. (Senin, 13/11)

 

“Ada apa sebenarnya yang terjadi disekolah ini pak,? kami heran anak-anak (siswa/red) dipulangkan lebih awal,” tanya salah seorang warga saat awak media mengambil gambar/foto di pintu gerbang sekolah madrasah Negeri yang telah ter-akreditasi A ini dengan nada keheranan.

 

Dikarenakan adanya pembatasan insan pers oleh salah seorang warga pribumi untuk menghadiri acara pertemuan ini, akhirnya para insan pers, menyatakan bahwa tidak satupun dari insan pers yang ikut dalam pertemuan tersebut.

 

Berdasarkan pantauan, penggambaran dan pengamatan Banuaminang.co.id dilapangan, para tamu undangan dan dinas/instansi ini telah lebih dahulu hadir di sekolah ini sebelum kehadiran pihak keluarga korban.

 

Ada sedikit keterkejutan dikarenakan keluarga korban hadir bersama dengan kuasa hukumnya. “Haah.. pakai-pakai pengacara bagai.!” Terdengar salah seorang berucap demikian.

 

Kapolsek Tilatang Kamang Syaiful sebelum acara, dihubungi lewat WhatsApp menyatakan terkejut bahwasanya pihak korban telah melapor ke Polresta Bukittinggi. “Bhabinkamtibmas telah saya utus ke sekolah tersebut.” Ungkapnya.

 

Berdasarkan informasi dari kuasa hukum keluarga korban yaitunya Dr (cand). Riyan Permana Putra, SH, MH dan pihak keluarga korban, bahwasanya yang hadir dari pihak keluarga yang diduga pelaku kekerasan adalah dari pihak keluarga “A” sedangkan dari pihak keluarga “G” tidak hadir.

 

Salah seorang tokoh masyarakat menyatakan kekecewaan atas insiden ini. “Hal ini yang merusak citra kampung kami, hal ini dimungkinkan karena kelalaian dan ketidakmampuan atau ketidakcakapan pemimpin rumah sekolah ini. Padahal lokasi sekolah ini dulunya adalah lapangan bola, diwakafkan untuk pendirian rumah sekolah,” ungkapnya.

 

“Seandainya kepala sekolah nantinya dipindahkan, di tegur ataupun berhenti (pensiun/red) yang dapat nama jelek adalah kampung kami ini, pegawai bisa saja pindah atau berhenti tapi Tsanawiyah ini akan tetap tercoreng namanya akibat kejadian ini. Ataukah dikarenakan kepsek bukan asli orang sini.!” Lanjutnya.

 

Kami mengetahui hal ini atas informasi dari Bhabinkamtibmas setelah media mempublikasikannya, tutup tokoh masyarakat ini.

 

Walinagari Kamang Hilia Erianson saat dimintai konfirmasinya mengenai apakah walinagari sudah melihat CCTV.? “Saya belum melihatnya.” Ungkapnya.

 

“Dengan telah melapornya ke kepolisian, kita tunggu saja keputusannya, dan kita hargai proses hukum. Semoga hal seperti ini tidak terulang kembali.” Lanjut Erianson.

Kantor walinagari yang persis disebelah pintu gerbang sekolah

 

Saat dimintai keterangannya apakah kepala sekolah memang bukan orang sini (Kamang/red) atau berasal dari daerah mana.? Walinagari ini menjawab tidak tau, karena baru menjadi walinagari. Padahal kantor walinagari persis disamping pintu gerbang sekolah ini.

 

Kadis Dalduk KB P2PA Surya wendri saat dimintai keterangannya melalui WhatsApp. Dikarenakan adanya pernyataan dari pihak korban yang menyatakan bahwa seolah-olah ada pernyataan dari anggota dinas Dalduk KB P2PA yang menyatakan bahwa ada kedekatan dengan kepolisian, hal ini tentunya menjadi pertanyaan dari keluarga korban.

 

“Itu miscomunication dan pemahaman yang salah, selaku pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak kita melakukan pendampingan baik korban, maupun yang diduga pelaku. Saat ini kita menyatakan perang terhadap bullying,” ungkapnya. (Senin 13/11).

 

“Memang saya mengutus anggota untuk hadir memediasikannya ke sekolah tersebut,” lanjutnya.

 

Karena ini telah masuk keranah hukum, Kita hargai proses hukum dan kita ikuti mekanismenya dan tentunya dengan pendampingan secara psikologis, tutupnya.

 

(iing chaiang)

 

Referensi berita terkait :

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *